Namun, selama ini pihak penguasa kerap memanfaatkan posisinya untuk mendongkrak popularitas mereka, termasuk dengan membuat sejumlah kebijakan populis, seperti mengalokasikan anggaran ke masyarakat berpendapatan rendah dan bentuk insentif keuangan lain.
Sedikitnya 13,3 juta warga Malaysia terdata memiliki hak suara dalam pemilu, yang dipastikan digelar akhir pekan ini. Mereka akan memberikan suara untuk memilih 222 kursi parlemen dan juga 12 anggota dewan negara bagian.
Lebih lanjut, Anwar, mantan wakil PM Malaysia di masa Mahathir Mohammad dan sempat dipenjara atas tuduhan sodomi pada tahun 1998, menjanjikan proses peralihan kekuasaan damai jika dirinya menang pemilu.
”Tak akan ada kebencian atau pencemaran nama baik. Minat kami hanyalah untuk memerintah secara adil,” ujar Anwar.
Pihak oposisi juga berencana memperkenalkan dan menerapkan aturan hukum serta kebijakan yang membantu seluruh warga Malaysia tanpa ada diskriminasi, baik secara ras maupun afiliasi politik.
”Kami menginginkan kebijakan yang memberi rasa percaya diri bagi semua pihak. Lebih dari setengah abad setelah merdeka, kami tak ingin ada kebijakan yang memarjinalkan orang Melayu miskin, mendiskriminasi warga etnis Tionghoa, atau mengabaikan warga etnis India,” kata Anwar.