Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencak Silat Jalan di Tempat

Kompas.com - 22/12/2012, 05:25 WIB

Menurut Rustadi Effendi, mantan Sekretaris Jenderal IPSI dan Sekretaris Jenderal Persilat, pada 1980 IPSI dan Persilat mengumpulkan sejumlah tokoh pencak silat nasional dan Asia Tenggara selama enam bulan guna membuat jurus paten atau wajib. Jurus itulah yang akan dipergunakan di kejuaraan internasional.

Hasilnya: hanya diperoleh satu jurus dengan seratus gerakan yang kemudian menjadi nomor wajib. Ini sangat sedikit untuk bisa bersaing di pentas dunia jika dibandingkan dengan karate yang memiliki 104 jurus paten dari empat aliran.

Kegagalan membuat banyak jurus paten disebabkan dua hal. Pertama, dana organisasi yang sedikit sehingga hanya cukup untuk membentuk tim selama enam bulan. Kedua, literatur tentang pencak silat sangat terbatas jika dibandingkan dengan literatur seni bela diri lain. Karate, contohnya, punya banyak koleksi literatur karena sebelum mendunia, pengembangannya dilakukan di perguruan tinggi.

Selain lebih efektif, di kampus, pengembangan karate Shotokan dengan Gichin Funakoshi sebagai tokohnya, menurut Madju Dharyanto Hutapea, mantan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI), jurus-jurus yang dihasilkan jauh lebih ilmiah.

Berbeda dari karate, pencak silat lebih banyak menyebar di dunia lewat festival. Ini juga efektif untuk penyebaran. Hanya, perkembangan yang berawal dari festival bakal terpusat pada sejumlah perguruan yang mendapat kesempatan tampil, seperti Perguruan Beringin Sakti, Cimande Terumbu, Pamur Kombinasi Tjimande, Persaudaraan Setia Hati, dan Persaudaraan Setia Hati Terate. Semuanya pun tumbuh di Eropa, seperti Perancis.

Itu sebabnya, sekalipun Persilat sudah memiliki cabang di 46 negara di lima benua, geliatnya tak gemerlap.

Tidak kompak

Pertumbuhan pencak silat meredup tak lama setelah menjadi cabang olahraga ekshibisi Asian Games 2002 Busan. Sementara IPSI yang diharapkan menjadi motor Persilat pun terasa kehilangan gereget dalam lima tahun periode kepengurusan 2006-2011.

Dalam lima tahun periode itu, sebagai contoh, jumlah kejuaraan pencak silat yang diikuti pesilat nasional pun cuma tujuh. Praktis, hanya PON 2008, Kejuaraan Nasional 2009 dan 2010, Kejuaraan Dunia 2010 di Jakarta, SEA Games 2011, Pra-PON 2012, serta PON 2012 yang ada dan mereka ikuti.

Tentu ini sangat sedikit apabila dibandingkan dengan yang digelar oleh FORKI, yang tahun ini saja bisa menggelar lebih dari lima kejuaraan. Itu sudah termasuk kejuaraan tingkat dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com