Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NATO Bantu Perburuan Khadafy

Kompas.com - 26/08/2011, 04:04 WIB

”Moammar Khadafy hanya punya tiga pilihan, yaitu kawasan gurun Al-Jufrah, oase Traghen di daerah gurun jauh ke selatan dekat perbatasan dengan Niger, atau Sirte, kampung halamannya,” ungkap Abdel Moneim al- Huni, perwakilan NTC di Liga Arab, yang bermarkas di Kairo.

Kota Sirte inilah yang sekarang menjadi sasaran selanjutnya untuk direbut pasukan pemberontak. Meski demikian, kota tersebut masih gigih dipertahankan pasukan pro-Khadafy.

Di kota itu, Khadafy bisa berlindung kepada suku asalnya, Qaddadfa, yang bersenjata lengkap dan masih menguasai kawasan tersebut. Jika di tengah sukunya sendiri ia masih terancam, Khadafy kemungkinan akan mencari perlindungan ke suku- suku lain, termasuk suku Tuareg dari Gurun Sahara.

Meski demikian, saat ini beberapa tokoh suku Tuareg sudah bergabung dengan pasukan oposisi serta membuka front pertempuran dengan tentara pro- Khadafy di kawasan Fezzan yang berada di dekat perbatasan Chad, Niger, dan Aljazair.

Menurut AFP, Khadafy juga dikabarkan berhasil keluar dari Libya. Salah satu negara yang mungkin dituju Khadafy adalah Aljazair, negara tetangga yang relatif tak banyak berkomentar sejak pemberontakan di Libya pecah enam bulan lalu.

Nikaragua dan Burkina Faso pun telah menyatakan siap menerima Khadafy jika pemimpin eksentrik itu memutuskan mencari suaka politik di sana. ”Kalau memang itu keinginannya, mengapa tidak?” ujar Menteri Luar Negeri Burkina Faso Djibril Bassole, Rabu.

Khadafy juga bisa mencari perlindungan ke Venezuela atau Ekuador, dua negara Amerika Latin yang terang-terangan menyatakan dukungan kepadanya.

Dibantah

Sempat pula beredar isu bahwa Khadafy saat ini sudah berada di Afrika Selatan setelah dijemput pesawat khusus yang dikirim negara itu. Rumor ini langsung dibantah keras oleh Kementerian Luar Negeri Afsel.

”Saya heran dengan tuduhan bahwa Afrika Selatan membantu seseorang (dalam pelarian Khadafy ini). Kami tahu pasti dia tak akan datang kemari,” kata Menlu Afsel Maite Nkoana-Mashabane, seperti dikutip International Herald Tribune, Rabu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com