Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NATO Bantu Perburuan Khadafy

Kompas.com - 26/08/2011, 04:04 WIB

TRIPOLI, KAMIS - Hingga empat hari setelah kejatuhan Tripoli dan Bab al-Aziziya ke tangan pemberontak, Kamis (25/8), keberadaan Moammar Khadafy dan keluarganya belum diketahui. Pihak oposisi, yang dibantu intelijen Pakta Pertahanan Atlantik Utara, mengerahkan segala upaya untuk memburunya.

Pihak Dewan Transisi Nasional (NTC), yang mewakili pihak oposisi, telah menaikkan nilai hadiah kepada siapa pun yang membunuh dan menangkap Khadafy, dari semula 1,7 juta dollar AS menjadi 2 juta dollar AS. NTC juga menjanjikan amnesti dan pengampunan hukum penuh kepada pihak pendukung Khadafy yang mau membunuh atau menyerahkan pemimpin tangan besi itu.

”Hadiah terbesar adalah pemberian amnesti ini, bukan hadiah uang,” ujar juru bicara militer pasukan oposisi, Kolonel Ahmed Bani.

Keputusan NTC itu menunjukkan betapa Khadafy masih dianggap figur yang berbahaya. Bahkan, dengan status buronan saat ini, ia bisa menjadi lebih berbahaya daripada saat masih berkuasa. Posisinya saat ini membuat Khadafy lebih leluasa melakukan tindakan destruktif.

Khaled al-Zintani, juru bicara dewan militer pemberontak di wilayah pegunungan sebelah barat Libya, mengatakan, pihaknya telah membentuk pusat operasi khusus beranggotakan para perwira intelijen militer, tentara yang membelot, dan petugas keamanan yang ingin mencari Khadafy, keluarga, sisa-sisa anggota rezim, dan pasukan pendukungnya. Tim ini terus mengumpulkan informasi soal tempat, ukuran, dan arah setiap konvoi kendaraan yang mereka temukan.

Perburuan Khadafy ini pun dibantu oleh NATO. Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox mengakui, NATO memberikan dukungan peralatan pengintaian dan intelijen. Kantor berita Agence France Presse (AFP) bahkan menyebut bahwa agen-agen Inggris dan Perancis diturunkan langsung ke lapangan.

Belum ditemukan

Namun, perburuan yang dilakukan secara total dan menyeluruh itu belum bisa menemukan tanda-tanda keberadaan Khadafy. Sebaliknya, Khadafy terus menggunakan siaran radio dan televisi nasional Libya untuk menunjukkan dia masih ada.

Bahkan, sehari setelah kompleks tempat tinggalnya di Bab al-Aziziya jatuh ke tangan pemberontak, Khadafy muncul di radio dan mengolok-olok para pemburunya dengan mengatakan, ia masih di Tripoli dan bahkan bisa berjalan-jalan keliling kota tanpa ketahuan.

Berbagai teori dan spekulasi pun bermunculan tentang lokasi pelarian Khadafy. Menurut pihak pemberontak, ia kemungkinan melarikan diri ke arah gurun pasir di selatan, yang memiliki perbatasan lemah dengan negara tetangga, seperti Niger.

”Moammar Khadafy hanya punya tiga pilihan, yaitu kawasan gurun Al-Jufrah, oase Traghen di daerah gurun jauh ke selatan dekat perbatasan dengan Niger, atau Sirte, kampung halamannya,” ungkap Abdel Moneim al- Huni, perwakilan NTC di Liga Arab, yang bermarkas di Kairo.

Kota Sirte inilah yang sekarang menjadi sasaran selanjutnya untuk direbut pasukan pemberontak. Meski demikian, kota tersebut masih gigih dipertahankan pasukan pro-Khadafy.

Di kota itu, Khadafy bisa berlindung kepada suku asalnya, Qaddadfa, yang bersenjata lengkap dan masih menguasai kawasan tersebut. Jika di tengah sukunya sendiri ia masih terancam, Khadafy kemungkinan akan mencari perlindungan ke suku- suku lain, termasuk suku Tuareg dari Gurun Sahara.

Meski demikian, saat ini beberapa tokoh suku Tuareg sudah bergabung dengan pasukan oposisi serta membuka front pertempuran dengan tentara pro- Khadafy di kawasan Fezzan yang berada di dekat perbatasan Chad, Niger, dan Aljazair.

Menurut AFP, Khadafy juga dikabarkan berhasil keluar dari Libya. Salah satu negara yang mungkin dituju Khadafy adalah Aljazair, negara tetangga yang relatif tak banyak berkomentar sejak pemberontakan di Libya pecah enam bulan lalu.

Nikaragua dan Burkina Faso pun telah menyatakan siap menerima Khadafy jika pemimpin eksentrik itu memutuskan mencari suaka politik di sana. ”Kalau memang itu keinginannya, mengapa tidak?” ujar Menteri Luar Negeri Burkina Faso Djibril Bassole, Rabu.

Khadafy juga bisa mencari perlindungan ke Venezuela atau Ekuador, dua negara Amerika Latin yang terang-terangan menyatakan dukungan kepadanya.

Dibantah

Sempat pula beredar isu bahwa Khadafy saat ini sudah berada di Afrika Selatan setelah dijemput pesawat khusus yang dikirim negara itu. Rumor ini langsung dibantah keras oleh Kementerian Luar Negeri Afsel.

”Saya heran dengan tuduhan bahwa Afrika Selatan membantu seseorang (dalam pelarian Khadafy ini). Kami tahu pasti dia tak akan datang kemari,” kata Menlu Afsel Maite Nkoana-Mashabane, seperti dikutip International Herald Tribune, Rabu.

Pihak AS sendiri masih yakin Khadafy belum keluar dari Libya. Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan, belum ditemukan bukti-bukti Khadafy telah meninggalkan Libya.

Khadafy kini sudah terlepas dari beban sebagai kepala negara. Ia sudah tak punya kantor, istana, atau markas yang mudah menjadi sasaran gempuran NATO atau pasukan oposisi. Dengan latar belakang Khadafy, yang berpengalaman membina jaringan teroris era 1970-1980-an, statusnya saat ini bisa membuat dia menjadi orang berbahaya.

Khadafy juga diduga masih memiliki banyak uang. Mantan Gubernur Bank Sentral Libya Farhat Bengdara mengatakan, Khadafy kemungkinan besar telah mengambil sebagian cadangan emas negara senilai 10 miliar dollar AS. ”Saya yakin dia sekarang akan mencoba membayar atau menyogok tokoh-tokoh suku dan kelompok milisi untuk melindungi dia dan menyebar kekacauan,” kata Bengdara, yang membelot ke kubu oposisi beberapa bulan lalu.

(AFP/AP/Reuters/DHF/MTH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com