Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Sejati dan Pencarian Harmoni

Kompas.com - 17/04/2011, 04:00 WIB

Tetapi secara umum, masyarakat masih hidup dalam kondisi susah. Dan yang paling buruk adalah jurang antara yang kaya dan yang miskin. Jurang ini sangat menyedihkan.

Bagi yang kaya, gaya hidup mereka menjadi makin mahal. Jadi (pada dasarnya) masalah (di dunia ini) akan bertambah. Kita harus sadar untuk mengatasi ini semua. 

Menurut saya, kita harus mulai berlatih menahan diri. Jangan terlalu menuruti gaya hidup. Tentu saja, setiap orang berhak mendapatkan kebutuhan-kebutuhan dasar dalam hidup. Tetapi tidak perlu yang terlalu mahal.

Di negara-negara kaya, seperti Amerika, satu keluarga sampai punya dua mobil atau lebih. Menurut saya, kita harus menahan diri, meski punya uang gunakan itu untuk memenuhi kebutuhan daripada untuk mengejar kepuasan pribadi akan kemewahan.”

Saat ini makin banyak tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama. Apa yang terjadi?

”Betul. Berdasarkan sejarah konflik antaragama, isu utamanya sebenarnya bukan soal agama, tetapi kekuasaan, dan kadang-kadang juga uang. Memang ada juga konflik terjadi karena perbedaan sudut pandang dan kepercayaan. Itu semua disebabkan adanya pemikiran bahwa hanya ada satu kebenaran tunggal milik satu agama saja.

Suka atau tidak suka, sudah ada banyak agama sejak zaman dulu, sejak ribuan tahun. Itulah realitanya, kita harus menerima itu. Jika kita lihat lebih dekat, semua agama utama, meski terinspirasi filosofi yang berbeda-beda, semua membawa pesan yang sama, yakni pesan tentang cinta, rasa welas asih, rasa memaafkan, toleransi, disiplin diri, menahan diri, dan melayani orang lain, membahagiakan orang lain. 

Semua agama mengajarkan hal yang sama itu. Islam sangat menekankan pada hal itu, dan juga Kristen, Hindu, Buddha, dan seterusnya. Dan (persamaan) itu lebih penting daripada perbedaan-perbedaan.

Tujuan adanya berbagai filosofi yang berbeda adalah untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dasar ini. Jadi ada alasan untuk menghormati tradisi-tradisi lain.

Kita harus bekerja bersama. Praktik-praktik individual, yang beranggapan hanya ada satu kebenaran dan satu agama, sangat tidak relevan. Dalam masyarakat sekarang ini, yang relevan adalah menerima ada banyak agama dan ada banyak (wajah) kebenaran. Seperti Indonesia, pada dasarnya adalah negara Muslim, tetapi tetap hidup agama Kristen, Buddha, dan Hindu. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com