Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Besar Mendominasi

Kompas.com - 05/09/2009, 05:59 WIB

Di bawah Dirjen Pascal Lamy, WTO juga tak berubah. Contoh terbaru, AS dan Eropa memaksa Brasil, India, China, Rusia (Brics) dan negara berkembang lainnya meliberalisasi industri kimia, elektronik, dan otomotif. Tujuannya adalah raksasa perusahaan AS bisa leluasa masuk. Di sisi lain, Brics sedang mengembangkan industri tersebut. Kemasukan raksasa AS dan Eropa di bidang itu hanya akan membuat industri bayi di negara berkembang menjadi punah dan tak pernah berkembang.

Namun, lihat sebaliknya, AS dan Uni Eropa sangat enggan menerima kapas berharga murah serta berkualitas baik asal Afrika demi melindungi petani kapas mereka. ”Lihat juga betapa negara maju belum mau meliberalisasikan industri tekstil mereka, yang justru menjadi andalan negara berkembang,” kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

Subsidi sektor pertanian di negara maju tetap menjadi hambatan karena tidak mau dilepas. ”Bagaimana India bisa dipaksa membuka pasar bagi produk pertanian negara maju, sementara India memiliki jutaan penduduk yang hidup sebagai petani subsisten,” kata Menperdag India Anand Sharma.

AS dan Eropa memaksa negara berkembang membuka seluas mungkin pasar bagi perusahaan keuangan, jasa-jasa asing. Pisang dari Karibia saja susah untuk memasuki Eropa. ”Distorsi dalam perdagangan global harus dikoreksi,” kata Menperdag India Anand Sharma. Negara berkembang terus menekan dan tak mau mengalah serta menuntut WTO memenuhi ikrarnya agar rezim perdagangan internasional yang akan tercipta memberi akses pada produk-produk negara berkembang.

Terima kasih kepada kemajuan ekonomi India, China, Brasil, Rusia, dan sejumlah negara berkembang. Posisi China, yang kini sebagai eksportir kedua terbesar dunia, perkembangan ekonomi karena kekuatan ekonomi domestik, membuat negara berkembang di WTO makin kuat.

Terima kasih kepada Kamal Nath, kini digantikan Sharma, Celso Amorim (Menlu Brasil), yang amat kompak dengan Menperdag Indonesia. ”Kita kompak, bersatu. Jelas kekuatan ekonomi negara berkembang menjadi pemberi posisi kuat bagi kita,” kata Menteri Perdagangan Indonesia ini pula....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com