Namun, Palestina skeptis atas usulan para pembantu Mitchell itu. Perunding senior PLO, Saeb Erekat, mengatakan, ”Jika AS tidak mampu menekan Israel saat ini, bagaimana AS mampu menekan Israel mundur dari perbatasan tahun 1967 dan menyelesaikan isu Jerusalem dan hak kembali pengungsi Palestina?”
Mitchell, setelah bertemu dengan Abbas di Ramallah, Senin malam lalu, menegaskan, AS berusaha mencapai perdamaian komprehensif yang meliputi semua jalur, yakni Israel-Palestina, Israel-Suriah, dan Israel-Lebanon.
Ia mengungkapkan, Presiden AS Barack Obama meminta semua pihak di kawasan melakukan langkah yang membuka peluang dimulainya perundingan. ”Langkah-langkah itu memang sulit, tetapi harus dilakukan demi menciptakan iklim dialog serius di antara kedua pihak,” kata Mitchell.
Mitchell juga mengungkapkan telah menyampaikan kepada Presiden Abbas bahwa masih terus berusaha dicapai kesepakatan dengan Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat agar perundingan damai bisa dimulai lagi. Presiden Abbas selama ini memberi syarat berhentinya pembangunan permukiman Yahudi untuk bisa memulai perundingan.
Erekat juga membantah berita tercapainya kesepakatan AS-Israel soal permukiman Yahudi dalam waktu dekat. ”Israel tidak menampakkan niat menghentikan pembangunan permukiman. Dari sisi Palestina tidak akan ada jalan kompromi menyangkut isu permukiman Yahudi,” lanjutnya.