Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitchell Gagal Bujuk Netanyahu

Kompas.com - 29/07/2009, 04:18 WIB

Kairo, Kompas - Pertemuan utusan khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah, George Mitchell, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berlangsung tiga jam, Selasa (28/7) di Jerusalem. Namun, keduanya gagal mencapai kesepakatan soal permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Netanyahu bersikeras ingin terus membangun permukiman untuk mengakomodasi pertumbuhan penduduk. Netanyahu bahkan menolak mendiskusikan permukiman Yahudi di kota Jerusalem Timur.

AS menginginkan Israel menghentikan pembangunan semua permukiman karena merupakan hambatan besar bagi terwujudnya solusi dua negara yang kini sedang digalang AS.

”Pembicaraan Netanyahu dan Mitchell berlangsung positif. Mereka mendiskusikan banyak isu, termasuk isu permukiman Yahudi,” ungkap Kantor PM Israel.

Meski gagal mencapai kesepakatan, Netanyahu mengatakan, Israel akan berbuat apa saja untuk bisa menggalang proses perdamaian dengan Palestina.

Mitchell mengklaim telah mencapai kesepahaman tertentu untuk memulai proses perdamaian.

Gagalnya Mitchell dan Netanyahu mencapai kesepakatan soal permukiman Yahudi membuat upaya diplomasi AS di Timur Tengah mengalami pukulan telak.

Jalan tengah

Harian berbahasa Arab, Al Hayat, mengungkapkan, para pembantu senior Mitchell mengusulkan kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas solusi jalan tengah, yaitu menggelar perundingan damai dengan Israel selama 18 bulan untuk mencapai kesepakatan final tanpa Israel menghentikan pembangunan permukiman selama perundingan tersebut.

Dalam perundingan itu, AS berusaha membantu Israel dan Palestina untuk mencapai kesepakatan tentang perbatasan final, setelah itu baru dibahas masalah permukiman Yahudi.

Namun, Palestina skeptis atas usulan para pembantu Mitchell itu. Perunding senior PLO, Saeb Erekat, mengatakan, ”Jika AS tidak mampu menekan Israel saat ini, bagaimana AS mampu menekan Israel mundur dari perbatasan tahun 1967 dan menyelesaikan isu Jerusalem dan hak kembali pengungsi Palestina?”

Mitchell, setelah bertemu dengan Abbas di Ramallah, Senin malam lalu, menegaskan, AS berusaha mencapai perdamaian komprehensif yang meliputi semua jalur, yakni Israel-Palestina, Israel-Suriah, dan Israel-Lebanon.

Ia mengungkapkan, Presiden AS Barack Obama meminta semua pihak di kawasan melakukan langkah yang membuka peluang dimulainya perundingan. ”Langkah-langkah itu memang sulit, tetapi harus dilakukan demi menciptakan iklim dialog serius di antara kedua pihak,” kata Mitchell.

Mitchell juga mengungkapkan telah menyampaikan kepada Presiden Abbas bahwa masih terus berusaha dicapai kesepakatan dengan Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat agar perundingan damai bisa dimulai lagi. Presiden Abbas selama ini memberi syarat berhentinya pembangunan permukiman Yahudi untuk bisa memulai perundingan.

Erekat juga membantah berita tercapainya kesepakatan AS-Israel soal permukiman Yahudi dalam waktu dekat. ”Israel tidak menampakkan niat menghentikan pembangunan permukiman. Dari sisi Palestina tidak akan ada jalan kompromi menyangkut isu permukiman Yahudi,” lanjutnya. (mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com