Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Kompas.com - 03/06/2024, 15:44 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber CNN

INVASI brutal Rusia yang masih terus berlanjut di Ukraina telah menjadi kesempatan langka bagi badan intelijen Amerika Serikat (AS) untuk merekrut orang-orang dalam Kremlin yang marah dengan cara penanganan perang tersebut.

“Ketidakpuasan menciptakan peluang sekali dalam satu generasi bagi kita,” kata Direktur CIA, Bill Burns, tahun lalu saat berpidato di Inggris. “Kami sangat terbuka untuk bisnis.”

“Bisnis tersebut adalah pertukaran informasi yang akan diberikan oleh aset atau agen untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan,” kata David McCloskey, mantan perwira CIA dan penulis Moscow X. “Kami ingin orang-orang yang memahami tetang apa prioritas para pemimpin (Rusia), apa yang ingin mereka capai.”

Baca juga: Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Upaya rekrutmen yang dilakukan saat ini bukan merupakan rahasia negara. CIA telah merilis sejumlah video berbahasa Rusia di media sosial yang menggugah patriotisme orang-orang Rusia yang tidak puas dan memiliki akses terhadap informasi yang dapat berguna bagi AS.

Upaya itu memperlihatkan evolusi dalam badan intelijen yang secara historis menjalankan misi pentingnya melawan ancaman keamanan nasional dan memberikan informasi kepada pembuat kebijakan di bawah selubung kerahasiaan.

Lokasi kantor CIA sebelumnya dirahasiakan, sampai saat direktur CIA yang tidak populer secara internal dan masa dinasnya singkat, James Schlesinger, akhirnya memasang tanda di jalan raya yang menandai lokasi markas besar organisasi sangat rahasia itu di Virginia tahun 1973.

Kini, saat badan intelijen tidak hanya ada di mana-mana di seluruh platform media sosial, tetapi juga secara aktif menggunakan kehadiran barunya itu di hadapan publik untuk mencapai salah satu tujuan utama CIA, yaitu merekrut mata-mata asing untuk mencuri rahasia.

Postingan-postingan CIA menyertakan petunjuk langkah demi langkah bagi calon informan Rusia tentang cara menghindari deteksi dari pihak keamanan Rusia dengan menggunakan jaringan pribadi maya, atau VPN, dan browser web Tor untuk menghubungi agen secara anonim dan melalui enkripsi di Dark Web

FBI meluncurkan upaya serupa yang bertujuan untuk merekrut sumber-sumber pemerintah Rusia di AS, termasuk penargetan geografis iklan media sosial ke teleponn-telepon yang terletak di dekat kedutaan Rusia di Washington.

“Permohonan langsung ini merupakan pendekatan yang tidak biasa, namun terbukti efektif dalam menjangkau masyarakat Rusia yang memiliki sedikit pilihan untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka,” kata Douglas London, mantan kepala stasiun CIA yang ditempatkan di luar negeri.

“Rakyat Rusia yang marah terhadap korupsi dan pelanggaran yang dilakukan Kremlin, sehingga tidak ada cara untuk bertindak secara terbuka, hanya mempunyai sedikit alternatif selain mencari dukungan eksternal.”

Kendaraan militer Ukraina yang hancur di Belgorod, perbatasan Rusia-Ukraina. Foto ini dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 12 Maret 2024.KEMENTERIAN PERTAHANAN RUSIA via AFP Kendaraan militer Ukraina yang hancur di Belgorod, perbatasan Rusia-Ukraina. Foto ini dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 12 Maret 2024.
Secrets and Spies

Meskipun teknologi ini masih baru, spionase telah mendasari, dan sering kali merusak, hubungan AS-Rusia selama beberapa dekade.

Pertarungan rahasia antara badan intelijen itu menjadi fokus film dokumenter CNN-BBC yang baru, yang berjudul “Secrets and Spies”, yang tayang perdana pada hari Minggu pukul 10 malam.

Baca juga: Penyakit Misterius Sindrom Havana Dituding sebagai Operasi Intelijen Rusia

Dengan wawancara yang belum pernah terdengar sebelumnya dari para mata-mata Perang Dingin dan para pengkhianat yang telah menentukan nasib mereka, “Secrets and Spies” melacak para agen yang bekerja di belakang layar untuk mencuri dan berbagi informasi intelijen penting saat dunia berada di ambang perang nuklir.

Lebih dari 30 tahun sejak bubarnya Uni Soviet, dunia telah kembali ke masa konflik yang melibatkan kekuatan besar. Dalam buku terbarunya, Kepala Analis Keamanan Nasional CNN, Jim Sciutto, menggambarkannya sebagai “perpecahan yang pasti antara era pasca-Perang Dingin dan era yang sepenuhnya baru dan tidak pasti.”

Seperti Perang Dingin di masa lalu, spionase tetap menjadi alat penting bagi kedua belah pihak dalam konflik terbaru ini, sebagaimana dibuktikan oleh petugas intelijen AS yang paham teknologi yang berusaha merekrut aset-aset baru, dan agen-agen yang terkait dengan Rusia dilaporkan meningkatkan operasinya di seluruh Eropa.

Meskipun spionase merupakan hal yang ilegal di setiap negara di dunia, dan agen rahasia telah digunakan untuk tujuan jahat seperti sabotase, pembunuhan, dan campur tangan dalam pemilu, “Secrets and Spies" membuka tabir atas fungsi yang kurang dikenal dan penting secara historis dari spionase: untuk mengurangi ketidakpastian dan kesalahan perhitungan di antara para musuh yang bersenjata nuklir.

Seperti yang digarisbawahi dalam film dokumenter itu, pelajaran spionase dari Perang Dingin dapat menentukan stabilitas global di masa depan.

Sejarawan kepresidenan CNN, Tim Naftali, mengatakan, “Anda harus mengetahui musuh Anda. Jika tidak, Anda dapat menakut-nakutinya sehingga musuh itu tidak melakukan sesuatu yang tak diinginkan terjadi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com