KOMPAS.com - Rusia mengatakan lebih banyak pasukan telah ditarik dari perbatasan negara itu, namun kekhawatiran akan kekuatan militer Rusia dapat melancarkan invasi ke Ukraina terus berlanjut. Klaim Rusia disambut dengan skeptisisme yang meluas dari para pemimpin Barat.
Pada Rabu (16/2/2022), Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, mengatakan Rusia masih memiliki senjata yang cukup di perbatasan untuk menguasai Ukraina, dan tidak ada bukti bahwa beberapa pasukan telah ditarik kembali.
Laporan intelijen AS sebelumnya meyakini serangan dapat diluncurkan ke Ukraina segera kapan pun, namun berapa besar kekuatan militer Rusia sebenarnya?
Baca juga: Menilik Kekuatan Militer Ukraina
Menurut data dari situs statistik militer Global Firepower (GFP), Rusia berada di peringkat 2 dari 140 negara yang dipertimbangkan untuk tinjauan tahunan GFP pada 2022, berikut rinciannya:
Pasukan aktif : 850.000
Pasukan cadangan : 250.000
Artileri: 7.571
Kendaraan lapis baja: 30.122
Tank: 12.420
Helikopter serang: 544
Pesawat tempur: 1.511
Baca juga: Putin Mengawasi Latihan Nuklir Pasukannya saat AS Terus Tuding Rusia Siap Serang Ukraina
Pada 2020, Rusia menghabiskan 61,7 miliar dollar AS untuk militernya, atau sekitar 11,4 persen dari pengeluaran pemerintah.
Sebagai perbandingan, Ukraina menghabiskan 5,9 miliar dollar AS untuk militernya atau 8,8 persen dari pengeluaran pemerintah menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).
Pembicaraan diplomatik telah mencapai jalan buntu. Jika diplomasi gagal meredakan kebuntuan saat ini, kekuatan Barat khawatir Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja.
Dilansir Al Jazeera analisis oleh Pusat Studi Strategis (CSIS) memprediksi Rusia dapat maju melalui tiga rute yang mungkin tergantung pada tujuan Kremlin. Kemungkinan itu, hampir serupa dengan peta perkiraan rute invasi Rusia yang dirilis Kementerian Pertahanan Inggris pada Kamis (17/2/2022).
Baca juga: Ukraina Terima Kiriman Senapan Mesin dan Peralatan Pengawasan dari Kanada
INTELLIGENCE UPDATE: Russia retains a significant military presence that can conduct an invasion without further warning.
Below demonstrates President Putin's possible axis of invasion. He still can choose to prevent conflict and preserve peace. pic.twitter.com/QHRM1wNwJG
— Ministry of Defence ???????? (@DefenceHQ) February 17, 2022
Rute Utara : Pasukan Rusia dapat bergerak maju menuju Keiv dari utara, dan jika Belarusia setuju untuk menggunakan sistem jalan dan kereta apinya, pasukan Rusia dapat melanjutkan ke Ukraina dari Mazyr, Belarus.
Rute Tengah: Rusia juga dapat mengirim pasukan dari 'republik' Donetsk menuju Zaporizhzhia dan Dnipro untuk memperluas perbatasannya ke arah barat.
Rute Selatan : Jika Rusia berusaha mengamankan pasokan air tawar untuk Krimea dan memblokir akses Ukraina ke laut, Rusia dapat bergerak maju dari selatan menuju Kherson.
Sementara angkatan bersenjata maju menuju Melitopol untuk bertemu dengan pasukan di sepanjang pantai Laut Azov. Rusia mungkin ingin membuat jembatan darat ke Krimea yang akan melibatkan perebutan pelabuhan Mariupol.
Baca juga: Citra Satelit Ungkap Aktivitas Militer Rusia di Belarus, Crimea, dan Dekat Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.