Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2021, 21:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

 

KOMPAS.com - Istilah doping mengacu pada penggunaan zat terlarang dalam olahraga kompetitif.

Dilansir laman Sports Med Today, doping, yang juga disebut obat peningkat kinerja (PED), digunakan oleh atlet untuk meningkatkan kinerja atletik mereka.

Kerja fisik memang meningkat, tapi doping dilarang digunakan karena banyak alasan, yang bertentangan dengan semangat olahraga.

Baca juga: Seperti Apa Proses Tes Doping pada Atlet?

Mengapa Doping Dilarang?

Masih dilansir Sports Med Today, alasan utama yang membuat doping dilarang adalah keselamatan.

Alasan terpenting doping menjadi masalah besar adalah kenyataan bahwa banyak dari zat-zat ini memiliki efek samping yang berbahaya dan tahan lama.

Atlet yang memakai doping berpotensi mengalami masalah kardiovaskular, seperti irama jantung tidak teratur, tekanan darah tinggi, serangan jantung, sampai kematian mendadak.

Baca juga: Apa Itu Doping? Ini Sejarah, Jenis, dan Bahayanya bagi Atlet

Sistem saraf pusat si pemakai doping juga bisa terganggu. Ini memicu insomnia, kecemasan, depresi, perilaku agresif, bunuh diri, sakit kepala, kecanduan penarikan, psikosis, tremor, pusing, hingga stroke

Tak hanya itu, sistem hormonal seperti infertilitas, ginekomastia (payudara membesar), penurunan ukuran testis, gairah seks rendah, akromegali (tulang kasar di wajah, tangan, dan kaki), dan kanker, juga bisa terjadi.

Alasan kedua dopibg dilarang lebih merupakan dilema moral.

Zat terlarang ini digunakan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil, yang secara signifikan mendevaluasi semangat persaingan.

Sebagaimana dinyatakan oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA), tujuan dari program anti-doping sudah amat jelas, yakni:

“Melindungi hak dasar atlet untuk berpartisipasi dalam olahraga bebas doping dan dengan demikian meningkatkan kesehatan, keadilan, dan kesetaraan bagi atlet di seluruh dunia.”

Baca juga: Alasan Doping seperti Testosterone Booster Dilarang dalam Olahraga

Siapa yang Menentukan Pelanggaran Doping?

Organisasi yang memantau pelanggaran doping berbeda-beda di setiap cabang olahraga.

Organisasi anti-doping terbesar adalah WADA, yang telah mengembangkan program anti-doping di seluruh dunia.

Program terkoordinasi ini berlaku untuk olahraga yang telah menandatangani janji untuk menegakkan Kode WADA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com