KOMPAS.com - Istilah doping mengacu pada penggunaan zat terlarang dalam olahraga kompetitif.
Dilansir laman Sports Med Today, doping, yang juga disebut obat peningkat kinerja (PED), digunakan oleh atlet untuk meningkatkan kinerja atletik mereka.
Kerja fisik memang meningkat, tapi doping dilarang digunakan karena banyak alasan, yang bertentangan dengan semangat olahraga.
Baca juga: Seperti Apa Proses Tes Doping pada Atlet?
Masih dilansir Sports Med Today, alasan utama yang membuat doping dilarang adalah keselamatan.
Alasan terpenting doping menjadi masalah besar adalah kenyataan bahwa banyak dari zat-zat ini memiliki efek samping yang berbahaya dan tahan lama.
Atlet yang memakai doping berpotensi mengalami masalah kardiovaskular, seperti irama jantung tidak teratur, tekanan darah tinggi, serangan jantung, sampai kematian mendadak.
Baca juga: Apa Itu Doping? Ini Sejarah, Jenis, dan Bahayanya bagi Atlet
Sistem saraf pusat si pemakai doping juga bisa terganggu. Ini memicu insomnia, kecemasan, depresi, perilaku agresif, bunuh diri, sakit kepala, kecanduan penarikan, psikosis, tremor, pusing, hingga stroke
Tak hanya itu, sistem hormonal seperti infertilitas, ginekomastia (payudara membesar), penurunan ukuran testis, gairah seks rendah, akromegali (tulang kasar di wajah, tangan, dan kaki), dan kanker, juga bisa terjadi.
Alasan kedua dopibg dilarang lebih merupakan dilema moral.
Zat terlarang ini digunakan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil, yang secara signifikan mendevaluasi semangat persaingan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.