Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amunisi Buatan AS Digunakan dalam Serangan Israel di Rafah

Kompas.com - 31/05/2024, 10:01 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber CNN

AMUNISI yang digunakan Israel dalam serangan mematikan terhadap kamp pengungsi Rafah pada hari Minggu (26/5/2024) merupakan buatan Amerika Serikat (AS). Hal itu berdasarkan  hasil analisis CNN terhadap video dari lokasi kejadian dan tinjauan oleh para ahli senjata peledak.

Setidaknya 45 orang tewas dan lebih dari 200 orang lainnya cedera setelah serangan militer Israel pada hari itu berujung pada kebakaran hebat di pinggiran kota paling selatan Gaza. Kebanyakan dari korban adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza dan petugas medis Palestina.

Israel telah maju lebih dalam ke wilayah Rafah. Eskalasi serangan Israel di Rafah, tempat di mana sekitar 1,3 juta warga Palestina berlindung sebelumnya, menuai kecaman internasional. Badan-badan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kelompok bantuan, dan berbagai negara menyerukan agar Israel segera menghentikan serangannya.

Baca juga: Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Namun, AS justru menyatakan bahwa serangan Israel di Rafah belum melewati garis merah. Dengan begitu, arah kebijakan AS terhadap Israel tidak mengalami perubahan.

Padahal, Presiden AS, Joe Biden, dalam sebuah wawancara dengan CNN di awal Mei ini mengatakan, dia tidak akan mengizinkan senjata AS tertentu digunakan dalam serangan besar di Rafah.

Senjata Buatan AS Digunakan dalam Serangan di Rafah

CNN melakukan geolokasi terhadap beberapa video yang menunjukkan tenda-tenda terbakar setelah serangan terhadap kamp pengungsi internal yang dikenal sebagai “Kamp Perdamaian Kuwait 1”.

Dalam sebuah video yang dibagikan ke media sosial, yang diverifikasi CNN melalui geolokasi dengan mencocokkan detail seperti papan tanda masuk kamp dan ubin di tanah, terlihat ekor dari bom kecil buatan AS jenis GBU-39. Hal itu dipastikan empat ahli bom yang meninjau video tersebut untuk CNN.

GBU-39 yang diproduksi Boeing merupakan amunisi berpresisi tinggi “yang dirancang untuk menyerang sasaran-sasaran penting yang strategis” dan menghasilkan kerusakan tambahan yang rendah, kata pakar senjata peledak, Chris Cobb-Smith kepada CNN. Namun, “menggunakan amunisi apapun, bahkan sebesar ini, akan selalu menimbulkan risiko di daerah padat penduduk,” ujar dia.

Trevor Ball, mantan anggota tim senior penjinak bom Angkatan Darat AS juga mengidentifikasi pecahan tersebut dan dia memastikan bahwa pecahan tersebut berasal dari GBU-39.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com