Selain senjata, Iran juga memiliki jumlah pasukan yang luar biasa. Di tahun yang sama, diperkirakan Iran memiliki lebih dari 500.000 prajurit aktif. Iran juga memiliki 350.000 prajurit cadangan.
Selama perang dengan Irak tahun 1980-an, hanya sedikit negara yang bersedia menjual senjata ke Iran. Iran juga sangat sulit mendapatkan pasokan senjata dari luar negeri karena adanya sanksi internasional yang dikenakan kepada mereka. Sanksi-sanksi ini telah memutus akses mereka terhadap persenjataan dan peralatan militer berteknologi tinggi yang biasanya diproduksi di luar negeri, contohnya seperti tank dan jet tempur.
Setahun setelah perang berakhir, Ayatollah Khamenei, pemimpin tertinggi Iran saat itu mulai mengerahkan banyak sumber daya guna mendorong pengembangan industri senjata dalam negeri. Dia sangat ingin Iran di masa depan tidak lagi harus bergantung pada negara lain untuk kebutuhan pertahanan negara.
Pengembangan industri senjata dalam negeri terus menjadi prioritas di Iran, bahkan hingga Iran saat ini sudah mampu memproduksi rudal dan pesawat terbang tanpa awaknya.
Iran, lebih spesifik Qassem Suleimani yang dahulu merupakan salah satu orang paling berpengaruh di bidang militer di kawasan itu, selama beberapa dekade telah membentuk “Poros Perlawanan”, sebuah jaringan kekuatan proksi dan patronase yang membentang dari Suriah hingga Afghanistan. Inilah mengapa kekuatan Iran juga tampak di beberapa negara tetangganya, bukan hanya di Iran sendiri.
Baca juga: Iran Ungkap Permintaan kepada Negara-negara Barat Usai Serangan ke Israel
Di Lebanon contohnya yang menjadi basis organisasi proksi Iran yang tertua dan paling kuat, Hezbollah. Hezbollah merupakan sebuah partai politik dan organisasi militer yang muncul tahun 1980-an sebagai kekuatan tempur. Selama perang tahun 2006 antara Israel dan Hezbollah, Iran secara aktif memasok senjata kepada Hezbollah.
Tidak hanya Hezbollah, pengaruh Iran di Lebanon juga tampak dari besarnya bantuan yang Iran berikan kepada Lebanon. Diperkirakan Lebanon mendapatkan bantuan tahunan dari Iran sebesar 700 juta dollar.
Di Irak, pengaruh Iran tampak paling jelas tahun 2019 ketika kontrol politik dan militer Iran di bawah pemerintahan yang dibentuk oleh Suleimani berhasil memicu gerakan protes besar-besaran menuntut reformasi di Irak.
Begitu pula di Suriah, Iran juga berperan penting, khususnya pada keterlibatannya sejak awal perang saudara Suriah. Ketika Iran pertama kali mengakui bahwa mereka mengirim “sukarelawan” ke lokasi perang saudara tersebut, mereka mengatakan orang-orang tersebut dikirim hanya untuk melindungi tempat-tempat suci.