Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

Kompas.com - 10/04/2024, 05:00 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

 

Peran Media Dalam Genosida Rwanda

Ada dua stasiun radio paling dominan di Rwanda, yaitu Radio-Television Libres des Milles Collines (RTML) dan Radio Rwanda yang dimiliki negara. Keduanya memainkan perang krusial dalam memperburuk kebencian terhadap suku Tutsi di Rwanda. Kedua stasiun radio tersebut aktif menyebarkan pesan-pesan yang meningkatkan ketakutan di kalangan Hutu terhadap RPF.

RTML contohnya, mereka sering mengeluarkan pernyataan yang merendahkan suku Tutsi dengan kata-kata seperti “orang-orang itu adalah kelompok kotor” di tengah-tengah pemutaran lagu. Mereka juga sering menggunakan istilah seperti “kecoak” dan “ular” saat mendeskripsikan suku Tutsi. RTML menjadi stasiun radio pertama yang mengorelasikan pembunuhan presiden kepada RPF.

Selama genosida, para penyerang berparade di jalan-jalan dengan parang di satu tangan dan radio di tangan yang lain. Stasiun radio yang mereka dengarkan adalah Radio Rwanda dan RLTM yang kala itu melalui siarannya mengumumkan nama-nama orang Tutsi dan pelindung-pelindung mereka agar para penyerang tahu di mana dapat menemukan mereka.

Jumlah Korban Tidak Diketahui Pasti

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan 800.000 warga Rwanda tewas dalam genosida tersebut. Pemantau independen lain mengatakan jumlah korban hanya sekitar 500.000 orang.

Sampai saat ini, kuburan massal korban Genosida Rwanda masih kerap ditemukan di penjuru Rwanda. Itu sebabnya jumlah korban masih belum dapat dipastikan. Apa lagi, jumlah populasi Tutsi setelah genosida juga tidak dapat dipastikan dengan jelas karena banyak dari mereka mengaku Hutu demi menghindari pembunuhan. Pemerintah Rwanda pasca genosida juga menghapuskan identifikasi yang menunjukan etnis di dalam sensusnya.

Sensus tahun 1991 memperkirakan populasi Tutsi berjumlah 657.000, atau 8,4 persen dari total keseluruhan populasi Rwanda. Human Rights Watch memperkirakan setidaknya 500.000 orang Tutsi atau 77 persen dari populasi mereka pada tahun 1991 tewas terbunuh.

Desa Rekonsiliasi

Di tahun 2005, pemerintah bersama dengan Prison Fellowship Rwanda, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM), membangun enam desa rekonsiliasi di seluruh penjuru Rwanda. Pembentukan desa-desa ini diharapkan dapat membangun kembali kehidupan bersama mereka.

Desa-desa ini juga diharapkan dapat menciptakan kesetaraan antara kedua kelompok etnis serta mencegah orang melakukan balas dendam atas genosida tahun 1994 itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com