Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Cara Taiwan Menghadapi Gempa Bumi

Kompas.com - 08/04/2024, 12:45 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TAIWAN dilanda gempa bermagnitudo 7,4 pada Rabu (3/4/2024). Keesokan harinya, pihak berwenang Taiwan melaporkan sembilan orang tewas dan lebih dari 1.000 orang luka-luka akibat gempa tersebut.

Gempa itu menyebabkan jembatan-jembatan bergoyang dan jalan-jalan di pegunungan terkubur tanah longsor. Menurut laporan AP News, itu merupakan gempa terdahsyat yang pernah melanda pulau itu dalam seperempat abad terakhir.

“Jalan di bawah kaki saya tiba-tiba berubah menjadi seperti ombak di air,” kata Vincent Tseng, warga Hualien.

Taiwan pada dasarnya memang merupakan negara yang sangat rawan gempa. Hal ini disebabkan oleh letak geografis Taiwan. Taiwan berdiri di atas wilayah dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia yang juga dikenal sebagai Cincin Api.

Berdasarkan analisis US Geological Survey (USGS), Taiwan “terletak di wilayah tektonik yang kompleks di dekat perpotongan tiga lempeng tektonik utama – lempeng Laut Filipina di timur dan tenggara, lempeng Eurasia di utara dan barat, dan lempeng Sunda di barat daya.” Akibatnya, Taiwan menjadi sangat rentan terhadap gempa berskala medium sampai dengan tinggi, kata USGS.

Baca juga: Gempa Taiwan Berpotensi Ganggu Rantai Pasokan Chip Internasional

Taiwan terletak di area yang dikenal sebagai Ring of Fire atau Cincin Api. Kawasan Cincin Api berbentuk seperti tapal kuda yang mengitari Samudra Pasifik. Kira-kira 81 persen gempa bumi paling dahsyat yang pernah terjadi di dunia, lebih 80 persen tsunami, dan sekitar 75 persen gunung berapi aktif ada di wilayah Cincin Api ini.

Taiwan bukan satu-satunya negara yang masuk di kawasan Cincin Api. Kawasan Cincin Api yang memiliki panjang 25.000 mil atau kira-kira 40.000 km ini juga membentang sampai dengan Selandia Baru, Jepang, dan pantai barat dari daratan Asia, mengitari pantai barat benua Amerika.

Cile yang masuk dalam kawasan Cincin Api ini pernah dilanda gempa berkekuatan magnitudo 9,5 tahun 1960. Gempa ini tercatat sebagai gempa paling dahsyat di abad ke-20. Gempa ini menewaskan kira-kira 1.655 orang menurut USGS.

Empat tahun kemudian, Alaska juga dilanda gempa dahsyat dengan magnitudo 9,2 yang menewaskan 115 orang, menjadikan gempa ini gempa terdahsyat sepanjang sejarah Amerika Serikat (AS).

Gempa Terdahsyat di Taiwan

Salah satu daerah di Taiwan, Hsinchu Taichung, sebelumnya pernah dilanda gempa dahsyat tahun 1935 yang menewaskan lebih dari 3.200 orang, seperti tercatat dalam data dari Central Weather Administration. USGS mencatat gempa ini sebagai gempa paling mematikan di dunia dengan kekuatan magnitudo 7,1 yang mengakibatkan lebih dari 12.000 orang luka-luka. Ada pula puluhan ribu rumah ikut hancur akibat gempa ini.

Di tahun 1999, gempa berkekuatan magnitudo 7,6 melanda pusat Taiwan, menewaskan lebih dari 2.400 orang. Lebih dari 100.000 rumah rusak atau hancur akibat gempa ini.

Lagi-lagi gempa dahsyat melanda Taiwan tahun 2016, kini di wilayah selatan dengan kekuatan magnitudo 6,4. Gempa pada tahun tersebut mengakibatkan robohnya bangunan 17 lantai di kota Tainan. Gempa ini juga menewaskan setidaknya 116 orang dan mengakibatkan warga sekitarnya sulit mendapatkan akses terhadap air.

Pencegahan dan Penanganan Gempa yang Baik

Gempa yang terjadi pekan lalu meraih banyak perhatian, bukan hanya karena dahsyatnya, melainkan betapa minimnya kerugiaan yang mereka hadapi pasca gempa. Bahkan hanya selang 24 jam, layanan kereta yang melewati pusat gempa sudah dapat beroperasi kembali.

“Sungguh luar biasa mengingat gempa dengan magnitudo seperti ini, kita hanya melihat sedikit sekali korban yang dilaporkan,” kata Daniel Aldrich, profesor ilmu politik di Northeastern University yang mempelajari ketahanan gempa di seluruh dunia.

“India dan Haiti menghadapi gempa bumi yang tidak terlalu kuat namun menimbulkan lebih banyak korban jiwa dan Taiwan hanya memiliki sedikit (korban).”

Belajar dari pengalaman-pengalaman terdahulu, pemerintah Taiwan kini sudah mampu mempersiapkan langkah-langkah penanganan yang cukup efektif untuk menghadapi gempa-gempa selanjutnya di kemudian hari. Dalam beberapa tahun terakhir, Taiwan telah menggencarkan kampanye untuk membuat bangunan-bangunan lama lebih tahan gempa.

Baca juga: Helikopter Selamatkan Wisatawan yang Terdampar akibat Gempa Taiwan

Pasca satu gempa bumi tahun 2018, pemerintah mengumumkan peninjauan terhadap lebih dari 34.000 bangunan. Para pemilik bangunan dituntut untuk menyelesaikan perbaikan guna memastikan bangunan tersebut benar-benar aman.

Tahun 2022, Kementerian Dalam Negeri Taiwan menguraikan perubahan pada peraturan bangunan, termasuk penguatan bangunan yang rentan terhadap gempa bumi.

Selain berfokus pada penguatan infrastruktur, upaya pemerintah Taiwan dalam penanganan bencana alam juga berfokus pada sektor jaringan komunikasi.

Tahun 2022, dibentuklah Kementerian Urusan Digital Taiwan dengan maksud memastikan ketahanan jaringan komunikasi. Hasil kerja mereka tampak pada gempa yang baru saja terjadi, yang mana mereka melaporkan tidak terpengaruhnya sebagian besar jaringan komunikasi pasca gempa tersebut, terutama layanan internet.

Dengan jaringan yang stabil, kota-kota dan kabupaten-kabupaten di Taiwan kini memiliki tim penyelamat yang dapat bersiap siaga 24 jam sehari, yang siap memberikan respons kapan pun jika terjadi bencana.

Kurang dari satu jam setelah gempa terbaru terjadi, contohnya, pemerintah di selatan kota Kaohsiung telah mengerahkan tim penyelamat untuk pergi ke Hualien dan mengirim mereka ke pangkalan udara terdekat di Pingtung untuk kemudian diterbangkan oleh angkatan udara.

Tim-tim tersebut sebelumnya juga pernah dikirimkan ke zona bencana lain di seluruh dunia, salah satunya seperti ke Turki setelah negara itu dilanda gempa besar tahun lalu.

Sandra Oudkirk, duta besar de facto AS untuk Taiwan, memuji tanggapan tersebut dalam unggahannya di Facebook. “Taiwan telah menunjukkan model pencegahan bencana, manajemen bencana, dan penyelamatan kemanusiaan yang sukses kepada masyarakat di seluruh dunia,” tulisnya.

Tidak hanya meminimalisir dampak gempa, pemerintah Taiwan melalui usaha persiapan penanganan gempanya juga memiliki tujuan lain, yaitu meminimalisir potensi serangan dari China yang telah meningkatkan tekanan militer dan politik guna memojokkan pemerintah Taiwan agar menyerah pada Beijing.

Taiwan memiliki sistem peringatan gempa bumi yang dapat berbunyi di ponsel. Alarm ini juga sama dengan yang digunakan pemerintah untuk memperingatkan akan adanya serangan udara China yang akan datang.

Taiwan secara rutin mengadakan latihan pertahanan sipil Min’an tiap tahun yang awalnya  berfokus pada penanganan bencana alam. Namun, tahun lalu Taiwan baru saja merencanakan agar serangan China juga menjadi bagian dari latihan pertahanan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com