Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Kian Memburuk, Warga Haiti Mulai Putus Asa

Kompas.com - 20/03/2024, 12:06 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

SUDAH tiga tahun lamanya Haiti masuk dalam Daftar Pantauan International Rescue Committee (IRC) akibat krisis kemanusian yang terus memburuk.

Gejolak politik di tengah meningkatnya pengaruh kelompok bersenjata non-negara telah melemahkan kapasitas Haiti, termasuk melemahkan keamanan dan berbagai penyediaan layanan dasar.

Guncangan ekonomi dan iklim juga memengaruhi kehidupan warga. Dampaknya, sekitar 90 persen penduduk Haiti mengalami kemiskinan. Hampir separuh penduduk Haiti memerlukan bantuan kemanusiaan.

Walau demikian, rencana tanggap kemanusiaan Haiti pada tahun 2023 hanya menerima 34 persen dari dana yang sebenarnya diperlukan.

Baca juga: Kekacauan di Haiti Disebut Mirip Adegan Film Mad Max, Bagaimana Situasainya?

“Haiti telah mengalami krisis kemanusiaan yang berkepanjangan, dan setiap beberapa bulan, kekerasan mencapai tingkat yang baru,” kata Serge Dalexis, kepala kantor IRC di Haiti.

“Ketika kekerasan meningkat, jumlah orang baru yang membutuhkan bantuan untuk memenuhi aspek kehidupan yang paling penting juga meningkat,” tambah Dalexis.

Lima Risiko yang Akan Dihadapi Haiti

IRC memprediksi bahwa sepanjang tahun 2024, krisis di Haiti akan terus memburuk. Menurut Daftar Pantauan Darurat IRC tahun 2024, terdapat lima resiko yang akan dihadapi Haiti di tahun ini.

Pertama, kekerasan di Haiti akan semakin marak seiring dengan semakin kuatnya kelompok-kelompok kriminal. Geng-geng kriminal mampu memperluas kendali mereka karena lemahnya pemerintahan, praktik korupsi, dan jumlah polisi yang minim. 

Kedua, tidak tertanganinya kebutuhan warga sebagai dampak dari gejolak politik. Ketidakstabilan politik akan membatasi kemampuan pemerintah untuk meningkatkan keamanan, memulihkan layanan dasar, dan membangun kembali ketahanan Haiti terhadap guncangan iklim dan guncangan lainnya.

Baca juga: Mudahnya Perdagangan Senjata Api Picu Tingginya Kekerasan Geng di Haiti

Ketiga, krisis pasokan makanan akibat ekonomi dan iklim. Hampir 50 persen penduduk Haiti sedang menghadapi krisis bahkan kerawanan pangan. Depresiasi mata uang Haiti telah membatasi kapasitas negara itu dalam mengimpor pangan. Maraknya kekerasan juga mengganggu mata pencaharian dan aktivitas pasar karena 90 persen penduduk Haiti berada dalam kemiskinan.

Guncangan iklim dan suhu di atas rata-rata juga berdampak pada produksi pertanian di Haiti. Selama beberapa tahun terakhir, gempa bumi dahsyat dan badai tropis mengakibatkan perpindahan penduduk dan terganggunya kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Hal ini menyebabkan semakin menurunnya daya beli dan terbatasnya akses terhadap sumber daya pangan.

Keempat, tidak tertanganinya kebutuhan kesehatan akibat ancaman hancurnya pelayanan-pelayanan dasar di Haiti. Pelayanan kesehatan di Haiti berada di ujung tanduk. Banyak rumah sakit kekurangan staf dan pasokan sehingga tidak mampu lagi menampung atau merawat pasien. Padahal, jumlah warga yang membutuhkan layanan kesehatan semakin meningkat tiap hari, terutama akibat penyebaran penyakit kolera sejak pertengahan tahun 2023.

Kelima, bantuan kemanusiaan yang akan terhambat akibat kelompok-kelompok non-negara bersenjata. Sekitar separuh negara, termasuk 80 persen Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince, berada di bawah kendali kelompok bersenjata. Konflik yang sedang berlangsung menghambat penyaluran bantuan dan menimbulkan ancaman besar bagi pekerja bantuan.

Warga Putus Asa

Konflik yang kian memburuk tanpa ada tanda-tanda akan mereda dalam waktu dekat membuat warga semakin putus asa.

Penduduk di wilayah Petionville di Port-au-Prince, contohnya, yang saat ini sedang terguncang setelah menghadapi hari penuh kekerasan yang pernah mereka alami sepanjang krisis keamanan yang meningkat di negara tersebut. Lebih dari selusin mayat yang tubuhnya dipenuhi peluru tergeletak di jalanan. Selain pembunuhan besar-besaran di pagi hari, rumah seorang hakim juga diserang. 

Baca juga: Kekacauan di Haiti Disebut Mirip Adegan Film Mad Max, Bagaimana Situasainya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com