Banyak orang menjelaskan, mereka menentang rasisme, bukan mendukung organisasi tersebut, saat mereka bergabung dengan jutaan orang lainnya menggunakan tagar #blacklivesmatter atau ikut serta dalam aksi protes.
Femi Oluwole mengemukakan, BLM merupakan gerakan global dan "tidak ada organisasi individu yang mewakili seluruh gerakan Black Lives Matter".
Prof Deva Woodly kepada New York Times menjelaskan bahwa organisasi Black Lives Matter sering memberikan materi dan panduan bagi para pengunjuk rasa. Namun kelompok itu tidak mengatur semua demonstrasi. Dia mengemukakan, para aktivis yang baru menggunakan media sosial untuk menjangkau khalayak luas.
Para pendukung mencatat bahwa sebagian besar unjuk rasa berlangsung damai, namun politisi konservatif AS dan pakar televisi berpendapat bahwa Black Lives Matter berkontribusi terhadap kematian sejumlah petugas polisi. Organisasi BLM mengatakan hal ini tidak benar, "Kami menyasar sistem kepolisian yang brutal, bukan polisi secara individu."
Di Inggris, meskipun terdapat organisasi resmi BLM, acara sering kali diselenggarakan sejumlah kelompok kecil atau individu yang berkumpul di bawah bendera "Black Lives Matter".
Pendukung Black Lives Matter juga berpendapat bahwa kritikus yang mengatakan “semua kehidupan penting” atau “white lives matter" mengabaikan dampak perbudakan dan kesenjangan ras. Mereka menjelaskan, ungkapan tersebut merupakan tuntutan untuk perlakuan yang setara dan diakhirinya rasisme, karena kehidupan orang kulit hitam sama pentingnya dengan kehidupan orang lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.