Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Persenjataan Kelompok Hezbollah Melawan Israel

Kompas.com - 27/02/2024, 17:14 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber AFP,Reuters

PASUKAN Israel dan kelompok Hezbollah di Lebanon telah terlibat dalam baku tembak lintas batas yang semakin sengit sejak awal Oktober, setelah perang di Jalur Gaza meletus antara Israel dengan Hamas. Aksi saling tembak itu merupakan eskalasi terbesar di perbatasan antara kedua pihak sejak kelompok yang didukung Iran itu dan Israel berperang tahun 2006.

Dalam perkembangan terbaru, Israel menyerang sasaran milik Hezbollah di seputaran Kota Baalbek, Lebanon Timur, Senin (26/2/2024). Hal itu menjadi serangan pertama Israel di Lebanon timur dalam hampir lima bulan bentrokan lintas batas dengan Hezbollah.

Baca juga: Tentara Israel Bunuh Komandan Hezbollah dalam Serangan di Lebanon

Hezbollah, salah satu kelompok non-negara yang memiliki persenjataan paling berat di dunia, merupakan sekutu Iran yang paling tangguh dalam “Poros Perlawanan”. Anggota lain Poros itu adalah Hamas, kelompok-kelompok milisi di Irak, dan Suriah, serta kelompok Houthi di Yaman.

Pemimpin Hezbollah, Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan, kelompoknya memiliki 100.000 petempur.

Berikut adalah ringkasan beberapa persenjataan Hezbollah yang signifikan, berdasarkan pernyataan Hezbollah sendiri, dari berbagai sumber keamanan, pakar senjata, dan laporan akademis.

Persenjataan secara keseluruhan

Kekuatan militer Hezbollah umumnya didukung roket (dalam jumlah besar). Para pakar yakin, kelompok Islam Syiah itu mungkin memiliki lebih dari 100.000 roket. Hezbollah mengatakan, mereka memiliki roket yang dapat menyerang seluruh wilayah Israel.

Banyak dari roket tersebut tidak memiliki sistem navigasi internal untuk mengontrol arah atau lintasannya setelah diluncurkan. Namun mereka juga memiliki rudal presisi, drone, dan rudal anti-tank, anti-pesawat, dan anti-kapal.

Pendukung dan pemasok senjata utama Hezbollah adalah Iran. Para pakar mengatakan, Iran mengirim senjata kepada kelompok itu melalui jalur darat, yaitu lewat Irak dan Suriah. Iran memiliki hubungan dekat dan pengaruh di dua negara itu. Banyak senjata kelompok Hezbollah buatan Iran, Rusia atau China.

Roket dan Rudal untuk Serangan Darat

Roket-roket tanpa sistem navigasi merupakan bagian terbesar dari persenjataan rudal Hezbollah dalam perang terakhir mereka dengan Israel tahun 2006, ketika kelompok itu menembakkan sekitar 4.000 roket ke Israel. Sebagian besar dari roket tersebut adalah Katyusha buatan Rusia yang punya jangkauan hingga 30 km.

Hezbollah memiliki roket buatan Iran, seperti Raad (bahasa Arab untuk Guntur), Fajr (Fajar), dan Zilzal (Gempa Bumi), yang berhulu ledak dengan kekuatan lebih tinggi dan jangkauan lebih jauh dibandingkan Katyusha.

Nasrallah mengatakan, perubahan terbesar dalam persenjataan kelompok itu sejak tahun 2006 adalah perluasan sistem panduan presisi. Tahun lalu, dia mengatakan Hezbollah memiliki kemampuan untuk melengkapi ribuan roket dengan sistem navigasi sehingga menjadi rudal yang presisi.

Baca juga: Serangan Israel di Suriah, 2 Anggota Hezbollah Tewas

Hal itu kemudian menempatkan sebagian besar wilayah Israel dalam jangkauan Hezbollah, dan para ahli mengatakan hal itu memungkinkan Hezbollah menyerang sasaran yang lebih spesifik seperti infrastruktur penting dan situs militer.

Nasrallah tahun 2016 membuat ancaman terselubung bahwa Hezbollah akan menyerang tangki penyimpanan amonia di kota pelabuhan Haifa di Israel utara. Dia mengatakan bahwa dampaknya akan "seperti bom nuklir".

Rudal Anti-Tank

Hezbollah menggunakan rudal anti-tank yang punya sistem navigasi secara ekstensif saat perang tahun 2006. Mereka kembali mengerahkan roket yang punya sistem navigasi dalam beberapa serangan terakhir, yang menghantam posisi Israel di perbatasan.

Israel mengatakan, pada saat serangan terbaru itu bahwa mereka telah menghadapi rudal anti-tank.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com