KOMPAS.com - Gempa Jepang bermagnitudo 7,5 di Provinsi Ishikawa pada Senin (1/1/2024) memunculkan sejumlah pertanyaan, antara lain kenapa Jepang sering terjadi tsunami, kenapa tsunami bisa terjadi, dan apa itu tsunami?
Dikutip dari laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta, tsunami adalah gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunung api, dan jatuhnya meteor.
Indian Express menjelaskan, tsunami dalam bahasa Jepang berarti gelombang di pelabuhan.
Baca juga: Gelombang Tsunami Pertama Melanda Jepang Setelah Gempa Besar, Segini Tingginya
Hal serupa bisa terjadi ketika gunung berapi meletus di lautan. Lava yang mengalir keluar dari gunung menimpa air di sekitarnya dan dapat menjadi gelombang besar.
Laporan NASA menyebutkan, “Tsunami besar biasanya dimulai di laut dalam, ketika sejumlah besar air dapat berpindah. Saat gelombang bergerak lebih dekat ke pantai, akan naik semakin tinggi seiring semakin dangkalnya lautan.
Gelombang tsunami bisa mencapai puluhan meter tingginya dan bergerak secepat pesawat jet di perairan dalam, tetapi melambat ketika mencapai perairan dangkal.
Gempa Jepang 2011 bermagnitudo 9,1 di Tohoku contohnya, yang berujung gelombang tsunami setinggi 55,88 meter.
Namun, tidak semua gempa bumi atau letusan gunung berapi memicu tsunami. Terbentuknya tsunami bergantung pada sejumlah faktor, termasuk bentuk dasar laut, serta jarak dan arah gempa.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Tohoku Bikin Jepang Tertunduk Lesu
Penyebab kenapa di Jepang sering terjadi tsunami adalah karena lokasinya di sepanjang "Cincin Api Pasifik" yang merupakan sabuk tektonik gempa paling aktif di dunia.
"Cincin" tersebut mengacu pada “zona imajiner berbentuk tapal kuda yang mengikuti tepi Samudera Pasifik, lokasi terjadinya banyak gempa bumi dan letusan gunung berapi di dunia, menurut laporan Live Science.
Di Cincin Api terdapat berbagai sabuk tektonik, termasuk Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Indo-Australia yang terus bergesekan dan bertabrakan sehingga menyebabkan gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
Pada 2011, gempa dan tsunami Tohoku di Jepang menghancurkan permukiman di pesisir timur laut, menewaskan sekitar 18.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu penduduk mengungsi.
Gempa dan tsunami Tohoku juga merusak reaktor nuklir di PLTN Fukushima, menyebabkan kecelakaan nuklir terparah sejak bencana Chernobyl 1986 di Uni Soviet.
Adapun gelombang tsunami tertinggi yang tercatat di Jepang adalah 85,4 meter setelah gempa di Ryukyu bermagnitudo 7,4 pada 24 April 1771. Sebanyak 25.427 korban tewas.
Sementara itu, tsunami Jepang dengan jumlah korban terbanyak terjadi setelah gempa bermagnitudo 8,3 di Laut Enshunada pada 20 September 1498 yang menewaskan 31.201 orang.
Baca juga: Kenapa Jepang Sering Mengalami Gempa Bumi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.