Padahal, Pemerintah Vietnam sejak 2003 sudah melarang pengujian USG untuk identifikasi jenis kelamin pada bayi yang belum lahir
Saat ini, sekitar 83 persen ibu hamil di Vietnam sudah mengetahui jenis kelamin anaknya sebelum lahir, menurut laporan Kesetaraan Gender Negara PBB 2021.
Sebagian besar keluarga di Vietnam menginginkan anak laki-laki juga untuk meneruskan garis keturunan.
Akibatnya, terjadi peningkatan aborsi pada janin perempuan, terutama pada kehamilan kedua atau ketiga.
Konsekuensinya bagi para ibu sudah jelas, kata Thu Hong Khuat, direktur Institut Studi Pembangunan Sosial di Hanoi.
"Perempuan Vietnam berada di bawah tekanan ekstrem untuk melahirkan anak laki-laki. Jika mereka tidak berhasil, suami dan keluarga mereka kemungkinan besar akan memperlakukan mereka dengan buruk, terutama di daerah pedesaan,” katanya kepada DW.
Aborsi janin perempuan telah meningkat di Vietnam sejak teknologi USG diperkenalkan secara nasional.
Perkiraan PBB menunjukkan kesenjangan populasi antara laki-laki dan perempuan dalam kelompok usia 20-39 tahun akan meningkat dari 3,5 persen saat ini menjadi sekitar 10 persen pada 2059.
Baca juga: Cerita The Napalm Girl di Perang Vietnam dan Fotografer AS yang Selamatkan Nyawanya
Parlemen Vietnam tahun 2006 mengesahkan undang-undang kesetaraan gender, dan konstitusi sejak tahun 2013 melarang diskriminasi berbasis gender.
Pemerintah Vietnam saat ini sedang melaksanakan rencana sepuluh tahun kedua untuk mendorong kesetaraan gender, yaitu "Strategi Nasional Kesetaraan Gender 2021-2030.”
"Ada kemauan politik yang kuat dari pemerintah di Vietnam untuk mendorong kesetaraan gender,” kata Thu Hong Khuat.
Kesadaran masyarakat terhadap masalah ini juga meningkat secara signifikan.
"Saat ini masyarakat sudah sadar bahwa kesetaraan gender adalah hal yang baik, namun budaya dan tradisi masih sangat kuat.”
Namun, dia menggarisbawahi bahwa undang-undang dan kesadaran masyarakat saja tidak cukup.
"Sampai kita memperbaiki sistem sosial, jaring pengaman sosial, perubahan tidak akan berjalan jauh,” katanya, seraya menekankan bahwa anak-anak perlu dibebaskan dari beban finansial dan materi terkait dengan perawatan orangtua mereka di hari tua.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional iLO, baru sekitar sepertiga populasi saat ini yang terintegrasi ke dalam sistem pensiun Vietnam.
Baca juga: Foto Ikonik Petugas Viet Cong Tertembak di Kepala, Bukti Brutalnya Perang Vietnam
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Vietnam Menghadapi Masalah Surplus Pria.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.