Penulis: Hannah Fuchs & Carla Bleiker/DW Indonesia
GAZIANTEP, KOMPAS.com - Mengapa wilayah Turkiye dan Suriah kerap jadi hotspot gempa, yang pada Senin (6/2/2023) kembali terjadi hingga menewaskan ribuan orang dan meluluhlantakkan ratusan bangunan? Berikut penjelasannya.
Gempa dahsyat yang melanda Turkiye dan Suriah pada Senin (6/2/2023) telah menewaskan lebih dari 15.000 orang. Jumlah korban diperkirakan masih akan terus bertambah.
Tim SAR pun hingga kini masih terus bekerja untuk menyelamatkan warga yang kemungkinan masih tertimbun di bawah reruntuhan.
Baca juga: Kronologi Mengapa Gempa di Turkiye Terjadi dan Perkembangan Terkini
Cuaca buruk menjadi kendala yang harus mereka hadapi. Suhu di area terdampak gempa kerap turun di bawah titik beku, dan beberapa area bahkan mengalami hujan salju lebat.
Menurut manajemen bencana Turkiye, Afad, episentrum gempa bermagnitudo 7,4 itu terletak di provinsi Kahramanmaras yang dekat dengan perbatasan Suriah. Tidak lama setelahnya, gempa susulan berkekuatan 6,6 terjadi di provinsi Gaziantep, kata Afad.
Di Turkiye dan beberapa wilayah lain di dunia, gempa bumi bukanlah hal langka. Tapi kenapa?
Untuk menjawabnya, penting bagi kita untuk melihat kerak bumi seperti puzzle yang dinamis. Layaknya puzzle pada umumnya, kerak bumi juga terdiri dari banyak kepingan-kepingan individu, yaitu lempeng samudra raksasa dan lempeng kerak benua kecil. Belum ada konklusi hingga kini mengenai berapa banyak jumlahnya.
Yang diketahui oleh para ilmuwan adalah lempeng-lempeng ini bergerak beberapa sentimeter (kira-kira 1 inci) setiap tahun. Mereka bisa menjauh, mendekat, atau kadang-kadang saling berhadapan, sehingga menyebabkan benua di atas mereka ikut bergerak. Pergerakan inilah yang disebut sebagai lempeng tektonik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.