Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2022, 18:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Masjidil Haram adalah salah satu masjid tertua yang dibangun dalam sejarah Islam.

Masjid agung ini merupakan masjid terbesar di dunia, yang awalnya punya luas 88,2 hektar.

Rumah ibadah umat Islam ini terus dibangun, apalagi pasca-rusak oleh bencana alam. Hari ini, pilar-pilar masjid berdiri tegak melindungi Kabah, kiblat umat Muslim.

Baca juga: Kenapa Lantai Masjidil Haram Dingin, Ini Rahasianya

Dilansir berbagai sumber, Masjidil Haram sering disebut satu-satunya situs tersuci dalam Islam, tempat paling suci bagi umat Islam di muka bumi.

Disebut demikian karena pintu masjid selalu terbuka untuk Muslim di seluruh dunia, tetapi non-Muslim tidak diperbolehkan.

Itulah salah satu alasan yang mendasari mengapa tempat itu disebut Masjidil Haram.

Disebut juga Masjid Agung Mekkah, muslim dari seluruh dunia pergi ke sini untuk berdoa dan melakukan ibadah haji.

Baca juga: Mengenal Saud bin Ibrahim Al-Shuraim, Imam Masjidil Haram di Mekah

Al Quran menyebut bahwa masjid dibangun bahkan sebelum penciptaan manusia.

Menurut penanggalan Masehi, pembangunan masjid ini dimulai pada abad ke-7 oleh Khalifah Umar Bin Khattab.

Jumlah peziarah meningkat sehingga tembok dibangun kembali di sekitar Kabah. Pada 777, Khalifah Abbasiyah Al Mahdi menghancurkan masjid asli dan membangun masjid yang lebih besar di sekitar Kabah.

Ada banyak bangunan di masjid itu yang berasal dari tahun 1571.

Baca juga: Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Diizinkan Kapasitas Penuh, Ramadhan di Arab Saudi Dimulai Sabtu

Masjid ini lalu direnovasi untuk diperluas dari tahun 1950 untuk menampung lebih banyak orang.

Pembangunan terbaru dilakukan pada tahun 2018. Setelah itu, masjid ini menjadi masjid terbesar di dunia yang menampung 2,5 juta jamaah di tanah seluas 187 hektar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com