KYIV, KOMPAS.com - Penjelasan tentang apa itu zona larangan terbang belakangan ini terkait dengan NATO yang enggan menerapkannya di Ukraina untuk melawan invasi Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (14/3/2022) kembali mendesak NATO memberlakukan zona larangan terbang di atas negaranya, dengan mengatakan itu akan melindungi tidak hanya Ukraina tetapi juga negara-negara NATO dari serangan udara Rusia.
Namun, Amerika Serikat dan para sekutu NATO menolak dengan alasan sama yang mereka utarakan berkali-kali sejak Rusia invasi Ukraina pada 24 Februari.
Baca juga: Apa itu NATO dan Bagaimana Perannya dalam Konflik Rusia Ukraina?
"Bahwa setiap upaya untuk menetapkan zona larangan terbang akan menempatkan mereka dalam konflik langsung dengan Rusia yang bersenjata nuklir dan memicu konflik yang lebih luas, konflik yang lebih berbahaya."
Dikutip dari AFP pada Selasa (15/3/2022), berikut adalah penjelasan apa itu zona larangan terbang atau No-Flying Zones (NFZ) dan kenapa ditolak NATO di Ukraina.
NFZ membutuhkan satu pihak atau lebih untuk bersedia menegakkannya, yaitu siap dan mampu menembak jatuh pesawat apa pun yang melanggar batas angkasa.
Zona larangan terbang digunakan dalam upaya membatasi konflik yang sedang berlangsung di lapangan dan untuk melindungi populasi tertentu, tetapi penegakannya butuh banyak aspek, seperti patroli dan pemantauan udara yang konstan.
Selama 1991 hingga 2003 Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris memberlakukan zona larangan terbang di atas Irak setelah Perang Teluk 1991, untuk melindungi populasi Syiah di selatan dan minoritas Kurdi di utara dari serangan udara oleh Pemerintah Sunni-nya Saddam Hussein.
Pada 1993-1995 NATO memberlakukan zona larangan terbang yang diumumkan PBB untuk langit Bosnia.
Kemudian, pada 2011 NATO juga memberlakukan NFZ yang disetujui PBB di Libya selama perang saudara di negara itu.
Baca juga: NATO Ungkap Kenapa Ukraina Belum Jadi Anggota dan Alasan Tak Terapkan Zona Larangan Terbang
NFZ bisa memungkinkan warga sipil melarikan diri dari konflik dengan lebih aman.
Para pejabat AS dan NATO mengatakan dengan tegas, agar zona larangan terbang Ukraina dapat bekerja, jet mereka harus siap menembak jatuh setiap pelanggar Rusia, sehingga secara efektif membuat AS dan NATO menjadi peserta langsung dalam perang.
“Kalau kita melakukan itu, ujungnya bisa perang besar di Eropa, yang melibatkan lebih banyak negara dan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia. Jadi itulah alasan mengapa kami membuat keputusan yang menyakitkan ini,” ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada 4 Maret.