Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Valentine Tabu untuk Dirayakan di Negara-negara Ini

Kompas.com - 14/02/2022, 17:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Selama beberapa dekade, Arab Saudi melarang Hari Valentine karena bertentangan dengan gagasan agama tentang kepatutan.

Orang-orang yang berani melakukannya merayakan Hari Valentine sering ditangkap, dan pemilik toko dilarang menjual barang-barang Hari Valentine.

Namun perubahan terjadi sekitar lima tahun lalu, setelah Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman mencopot Komite Nasional untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, yang sebelumnya bertugas menegakkan norma-norma agama yang ketat.

Baca juga: Imbauan Otoritas Thailand saat Valentine: Sebaiknya Pakai Masker dan Kondom saat Berhubungan Seks

Sejak itu, Al Arabiya English melaporkan bahwa orang-orang Arab Saudi secara terbuka menyambut hari kasih sayang dengan bunga serta hadiah-hadiah berhias lambang hati.

Dalam survei Ipsos terhadap orang-orang di 28 negara di seluruh dunia, 55 persen responden mengatakan bahwa mereka berencana untuk merayakannya dengan pasangan mereka.

Namun dilansir dari National Geographic, di negara-negara ini Hari Valentine tabu bahkan ilegal untuk dirayakan, salah satunya karena aturan agama dan kekhawatiran tentang penyebaran budaya Barat.

Aktivis sayap kanan India Bajrang Dal membakar patung yang melambangkan Hari Valentine selama protes di Hyderabad, India, Sabtu, 12 Februari 2022. AP PHOTO/MAHESH KUMAR A Aktivis sayap kanan India Bajrang Dal membakar patung yang melambangkan Hari Valentine selama protes di Hyderabad, India, Sabtu, 12 Februari 2022.
Malaysia

Larangan perayaan Hari Valentine juga ada di negara tetangga Indonesia, Malaysia. Pada 2005, Dewan Fatwa negara, yang menafsirkan hukum agama dan membuat keputusan, menyatakan Hari Valentine bertentangan dengan Islam karena memiliki “unsur Kristen.”

Kelompok-kelompok Kristen di Malaysia pun mendesak dewan untuk mempertimbangkan kembali, dan mengeklaim ada sedikit hubungan antara Hari Valentine modern dan Kekristenan. Tapi larangan itu tetap ada.

Otoritas agama menaikkan pengawasan setelah itu dengan mulai penangkapan massal pasangan yang dicurigai merayakan Hari Valentine.

Menurut laporan BBC, dalam satu insiden pada 2011, pihak berwenang di Selangor dan Kuala Lumpur menargetkan pasangan di hotel murah dan taman umum, menyebut hari itu identik dengan "kegiatan buruk".

Baca juga: Kapan Valentine Dirayakan dan Bagaimana Sejarahnya?

India

Di India, nasionalis Hindu ekstrim telah memprotes hari Valentine dan mengancam mereka yang merayakan. Pasangan muda yang tertangkap merayakan hari kasih sayang itu bahkan akan diserang dan dipotong rambutnya atau wajah mereka dihitamkan.

Kampanye anti-Valentine yang terkenal berfokus pada platform media sosial, di mana 518 juta orang India diperkirakan aktif pada 2020.

Pada 2015, sebuah partai politik Hindu sayap kanan mengancam akan memaksa orang-orang yang menunjukkan cinta kepada publik di media sosial pada Hari Valentine untuk menikah.

Aktivis sayap kanan India Bajrang Dal membakar patung yang melambangkan Hari Valentine selama protes di Hyderabad, India, Sabtu, 12 Februari 2022.AP PHOTO/MAHESH KUMAR A Aktivis sayap kanan India Bajrang Dal membakar patung yang melambangkan Hari Valentine selama protes di Hyderabad, India, Sabtu, 12 Februari 2022.

Baca juga: Kisah Tragis-Romantis Sosok Saint Valentine di Balik Perayaan Hari Valentine

 

Iran

Otoritas agama di Iran telah meminta bantuan masyarakat untuk menuntut mereka yang merayakan hari Valentine yang bertentangan dengan hukum agama yang ketat.

Pemerintah Iran telah lama melarang simbol hari itu, dan memperingatkan bahwa itu "anti-budaya" nasional, dan mengutuk Hari Valentine sebagai amorali dan merupakan bentuk dekadensi Barat.

Tetapi Hari Valentine telah menjadi sangat populer sehingga beberapa kelompok garis keras Iran sekarang mendorong untuk merayakan hari libur Iran kuno, Sepandarmazgan, sebagai gantinya.

Sepandarmazgan, yang jatuh pada 23 Februari, dikenal sebagai hari cinta Persia untuk menghormati Spandarmad, dewa Zoroaster yang mewakili istri yang penuh kasih.

Meskipun ada larangan produksi dan penjualan kartu Valentine dan pernak-pernik lainnya, banyak orang Iran tetap merayakan hari kasih sayang secara rahasia.

Baca juga: [CERITA DUNIA] Sisi Lain yang Kelam dari Asal-usul Hari Valentine

Pakistan

Presiden Pakistan Mamnoon Hussain pada 2016, mendesak warganya untuk menghindari Hari Valentine, dengan mengatakan kepada sekelompok siswa perempuan bahwa perayaan itu “tidak ada hubungannya dengan budaya kita.”

Pernyataan itu secara luas ditafsirkan sebagai tanda dukungan oleh kelompok garis keras di negara itu.

Pengadilan tinggi Pakistan kemudian pada 2017 membuat sebuah dekrit untuk menghapus semua jejak Hari Valentine dari ruang publik dan untuk melarang barang dagangan, iklan, atau promosi liburan di media.

Meski begitu, hal tersebut tidak menyurutkan antusiasme beberapa orang Pakistan. Terlepas dari campur tangan dan pengawasan polisi, “pemberontak romantis” menemukan cara untuk mendapatkan bunga dan hadiah sentimental kepada orang terkasih, meskipun sebagian besar melakukannya secara rahasia.

“Orang-orang masih akan pergi keluar dan melakukan pekerjaan mereka dan bersenang-senang — mungkin hanya dengan cara yang berbeda,” kata salah warga yang berencana membuat sarapan romantis untuk istrinya pada 14 Februari. "Kamu tidak bisa melarang cinta."

Penjual bunga Pakistan memajang bunga mawar segar jelang Hari Valentine, di Islamabad, Pakistan, Minggu, 13 Februari 2022. 
AP PHOTO/RAHMAT GUL Penjual bunga Pakistan memajang bunga mawar segar jelang Hari Valentine, di Islamabad, Pakistan, Minggu, 13 Februari 2022.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com