Salin Artikel

Hari Valentine Tabu untuk Dirayakan di Negara-negara Ini

KOMPAS.com - Selama beberapa dekade, Arab Saudi melarang Hari Valentine karena bertentangan dengan gagasan agama tentang kepatutan.

Orang-orang yang berani melakukannya merayakan Hari Valentine sering ditangkap, dan pemilik toko dilarang menjual barang-barang Hari Valentine.

Namun perubahan terjadi sekitar lima tahun lalu, setelah Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman mencopot Komite Nasional untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, yang sebelumnya bertugas menegakkan norma-norma agama yang ketat.

Sejak itu, Al Arabiya English melaporkan bahwa orang-orang Arab Saudi secara terbuka menyambut hari kasih sayang dengan bunga serta hadiah-hadiah berhias lambang hati.

Dalam survei Ipsos terhadap orang-orang di 28 negara di seluruh dunia, 55 persen responden mengatakan bahwa mereka berencana untuk merayakannya dengan pasangan mereka.

Namun dilansir dari National Geographic, di negara-negara ini Hari Valentine tabu bahkan ilegal untuk dirayakan, salah satunya karena aturan agama dan kekhawatiran tentang penyebaran budaya Barat.

Kelompok-kelompok Kristen di Malaysia pun mendesak dewan untuk mempertimbangkan kembali, dan mengeklaim ada sedikit hubungan antara Hari Valentine modern dan Kekristenan. Tapi larangan itu tetap ada.

Otoritas agama menaikkan pengawasan setelah itu dengan mulai penangkapan massal pasangan yang dicurigai merayakan Hari Valentine.

Menurut laporan BBC, dalam satu insiden pada 2011, pihak berwenang di Selangor dan Kuala Lumpur menargetkan pasangan di hotel murah dan taman umum, menyebut hari itu identik dengan "kegiatan buruk".

India

Di India, nasionalis Hindu ekstrim telah memprotes hari Valentine dan mengancam mereka yang merayakan. Pasangan muda yang tertangkap merayakan hari kasih sayang itu bahkan akan diserang dan dipotong rambutnya atau wajah mereka dihitamkan.

Kampanye anti-Valentine yang terkenal berfokus pada platform media sosial, di mana 518 juta orang India diperkirakan aktif pada 2020.

Pada 2015, sebuah partai politik Hindu sayap kanan mengancam akan memaksa orang-orang yang menunjukkan cinta kepada publik di media sosial pada Hari Valentine untuk menikah.

Iran

Otoritas agama di Iran telah meminta bantuan masyarakat untuk menuntut mereka yang merayakan hari Valentine yang bertentangan dengan hukum agama yang ketat.

Pemerintah Iran telah lama melarang simbol hari itu, dan memperingatkan bahwa itu "anti-budaya" nasional, dan mengutuk Hari Valentine sebagai amorali dan merupakan bentuk dekadensi Barat.

Tetapi Hari Valentine telah menjadi sangat populer sehingga beberapa kelompok garis keras Iran sekarang mendorong untuk merayakan hari libur Iran kuno, Sepandarmazgan, sebagai gantinya.

Sepandarmazgan, yang jatuh pada 23 Februari, dikenal sebagai hari cinta Persia untuk menghormati Spandarmad, dewa Zoroaster yang mewakili istri yang penuh kasih.

Meskipun ada larangan produksi dan penjualan kartu Valentine dan pernak-pernik lainnya, banyak orang Iran tetap merayakan hari kasih sayang secara rahasia.

Pakistan

Presiden Pakistan Mamnoon Hussain pada 2016, mendesak warganya untuk menghindari Hari Valentine, dengan mengatakan kepada sekelompok siswa perempuan bahwa perayaan itu “tidak ada hubungannya dengan budaya kita.”

Pernyataan itu secara luas ditafsirkan sebagai tanda dukungan oleh kelompok garis keras di negara itu.

Pengadilan tinggi Pakistan kemudian pada 2017 membuat sebuah dekrit untuk menghapus semua jejak Hari Valentine dari ruang publik dan untuk melarang barang dagangan, iklan, atau promosi liburan di media.

Meski begitu, hal tersebut tidak menyurutkan antusiasme beberapa orang Pakistan. Terlepas dari campur tangan dan pengawasan polisi, “pemberontak romantis” menemukan cara untuk mendapatkan bunga dan hadiah sentimental kepada orang terkasih, meskipun sebagian besar melakukannya secara rahasia.

“Orang-orang masih akan pergi keluar dan melakukan pekerjaan mereka dan bersenang-senang — mungkin hanya dengan cara yang berbeda,” kata salah warga yang berencana membuat sarapan romantis untuk istrinya pada 14 Februari. "Kamu tidak bisa melarang cinta."

https://internasional.kompas.com/read/2022/02/14/170000070/hari-valentine-tabu-untuk-dirayakan-di-negara-negara-ini-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke