Namun, pemilihan ini tidak berjalan lancar karena Uni Soviet memblokir sistem pemilu di bagian Utara Korea.
Hal ini semakin diperkuat dengan diangkatnya Kim Il Sung sebagai Kepala Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) oleh Uni Soviet.
Sedangkan di bagian selatan, Syngman Rhee didukung oleh Amerika Serikat untuk menjadi Pemimpin Republik Korea (ROK).
Setahun kemudian, Uni Soviet dan Amerika Serikat sepakat menarik pasukannya dari Semenanjung Korea.
Pertempuran antara bagian Utara dan Selatan sering terjadi, khususnya di daerah batas pemisah.
Pada pertengahan 1950, DPRK beserta Uni Soviet menyerang ROK, untuk menjadikan kedua wilayah ini satu di bawah ideologi komunisme.
PBB yang mengetahui hal ini tidak tinggal diam, AS beserta pasukan 15 negara lainnya datang ke Korea Selatan sebagai bala bantuan.
Baca juga: Artileri Korea Utara Gelar Lomba Menembak Tanpa Disaksikan Kim Jong Un
Pertempuran berakhir dengan gencatan senjata yang akhirnya memunculkan Zona Demiliterisasi.
Tidak hanya itu, sepanjang paralel 38 dijaga ketat oleh pasukan militer kedua negara.
Masih dilansir History, kini Korea Selatan dan Utara telah menjadi negara yang berdiri sendiri.
Korea Selatan yang dikenal dengan budaya Kpop dan pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Sedangkan Korea Utara yang dikenal sebagai negara terisolasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.