Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Asli Amerika Serikat

Kompas.com - 09/11/2021, 14:48 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Ribuan tahun sebelum kapal Christopher Columbus mendarat di Bahama, sekelompok orang yang berbeda menemukan Amerika, nenek moyang nomaden penduduk asli Amerika, mendaki "jembatan darat" dari Asia ke tempat yang sekarang disebut Alaska lebih dari 12.000 tahun yang lalu.

Baca juga: Bangsa Viking Sudah Huni Amerika Ratusan Tahun Sebelum Columbus Datang

"Penduduk asli Amerika" sering juga disebut sebagai "orang Indian Amerika". Istilah itu umum digunakan untuk menyebut suku-suku yang mendiami wilayah yang sekarang disebut Amerika Serikat.

Padahal, sebutan "Indian" pertama kali dicetuskan Christopher Columbus, yang secara keliru mengira dia tiba di Hindia Timur. Sebutan itu hingga kini telah digunakan secara luas untuk menggambarkan orang asli Amerika.

Namun, ide penyatuan ras dan budaya penduduk asli Amerika dalam sebutan "Indian" tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat adat, yang melihat diri mereka beragam.

Para antropolog dan ahli geografi melacak kelompok-kelompok yang beragam ini, menurut topogrfi “kawasan budaya”, atau pengelompokan kasar dari orang-orang yang berdekatan yang memiliki habitat dan karakteristik yang sama.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Amerika Serikat hingga Pembentukan Konstitusinya

Kutub Utara

Wilayah Arktik yang dingin, datar, tanpa pohon (sebenarnya gurun beku) adalah rumah bagi suku Inuit dan Aleut. Posisinya mereka tersebar di Alaska, Kanada, dan Greenland saat ini.

Beberapa masyarakatnya, terutama Inuit di bagian utara wilayah tersebut, adalah pengembara, dan pemburu hewan. Di bagian selatan, suku Aleut hidup lebih menetap di desa-desa nelayan kecil di sepanjang pantai.

Inuit dan Aleut memiliki banyak kesamaan. Secara turun-temurun, kedua suku itu berbicara menggunakan dialek bahasa Eskimo-Aleut. Banyak yang tinggal di rumah berbentuk kubah yang terbuat dari tanah atau kayu (atau, di Utara, balok es).

Saat AS menguasai Alaska pada 1867, beberapa dekade penindasan dan paparan penyakit Eropa memperkecil jumlah penduduk asli Amerika di wilayah ini menjadi hanya 2.500. Keturunan para penyintas ini masih bermukim di daerah tersebut hingga saat ini.

Baca juga: Dollar sebagai Mata Uang Amerika Serikat: Asal-usul dan Artinya

Subarktik

Daerah budaya Subarktik, sebagian besar terdiri dari rawa, hutan pinus (taiga) dan tundra tergenang air, membentang di sebagian besar pedalaman Alaska dan Kanada.

Para ahli membagi orang-orang di wilayah itu menjadi dua kelompok bahasa: penutur Athabaskan di ujung baratnya, di antaranya Tsattine (Berang-berang), Gwich'in (atau Kuchin) dan Deg Xinag (sebelumnya—dan secara merendahkan—dikenal sebagai Ingalik), dan penutur Algonquian di ujung timurnya, termasuk Cree, Ojibwa dan Naskapi.

Secara umum, masyarakat Subarktik tidak membentuk pemukiman permanen yang besar. Sebagai gantinya, kelompok-kelompok keluarga kecil berkumpul bersama saat mereka berjalan mengejar kawanan karibu.

Mereka tinggal di tenda-tenda kecil yang mudah dipindahkan. Ketika cuaca terlalu dingin untuk berburu, mereka bersembunyi di lubang-lubang bawah tanah.

Baca juga: Perang Saudara Amerika: Pemicu Konflik hingga Hasil Akhirnya

Timur Laut

Wilayah Timur Laut, salah satu yang pertama memiliki kontak berkelanjutan dengan orang Eropa. Daerahnya terbentang dari pantai Atlantik Kanada saat ini ke Carolina Utara dan pedalaman ke lembah Sungai Mississippi.

Penduduknya adalah anggota dari dua kelompok utama: penutur bahasa Iroquoian (termasuk Cayuga, Oneida, Erie, Onondaga, Seneca, dan Tuscarora), dan lebih banyak penutur bahasa Algonquian (termasuk Pequot, Fox, Shawnee, Wampanoag, Delaware dan Menominee).

Perang kolonial berulang kali memaksa penduduk asli di kawasan ini untuk memihak, mengadu domba kelompok Iroquois dengan tetangga Algonquian mereka.

Sementara itu, ketika pemukiman kulit putih mendesak ke barat, kedua kelompok masyarakat adat akhirnya mengungsi dari tanah mereka.

Baca juga: Bagaimana Sistem Pemerintahan di Amerika Serikat?

Dataran

Area budaya Dataran terdiri dari wilayah padang rumput yang luas antara Sungai Mississippi dan Pegunungan Rocky, dari Kanada saat ini hingga Teluk Meksiko.

Sebelum kedatangan pedagang dan penjelajah Eropa, penduduknya, penutur bahasa Siouan, Algonquian, Caddoan, Uto-Aztecan, dan Athabaskan, adalah pemburu dan petani yang relatif menetap.

Setelah kontak Eropa, dan terutama setelah penjajah Spanyol membawa kuda ke wilayah tersebut pada abad ke-18, orang-orang di Great Plains menjadi jauh lebih nomaden.

Tempat tinggal paling umum bagi para pemburu ini adalah “teepee”, tenda berbentuk kerucut dari kulit banteng yang bisa dilipat dan dibawa ke mana saja. Orang Indian dataran juga dikenal karena topi perang berbulu mereka yang rumit.

Baca juga: Militer Amerika Serikat Nomor Satu di Dunia, Kenapa?

Barat Daya

Orang-orang di daerah budaya Barat Daya, wilayah gurun yang luas di Arizona saat ini dan New Mexico (bersama dengan bagian Colorado, Utah, Texas dan Meksiko) mengembangkan dua cara hidup yang berbeda.

Petani menetap seperti Hopi, Zuni, Yaqui dan Yuma menanam tanaman seperti jagung, kacang-kacangan dan labu. Banyak yang tinggal di pemukiman permanen, yang dikenal sebagai pueblos, dibangun dari batu dan batako.

Masyarakat Barat Daya lainnya, seperti Navajo dan Apache, lebih nomaden. Karena kelompok-kelompok ini selalu berpindah-pindah, rumah mereka jauh lebih tidak permanen daripada pueblo.

Mereka bertahan hidup dengan berburu, mengumpulkan dan merampok tetangga mereka yang lebih mapan untuk mendapatkan hasil panen mereka.

Cekungan Besar (Great Basin)

Daerah Great Basin, adalah sebuah mangkuk luas yang dibentuk oleh Pegunungan Rocky di timur, Sierra Nevadas di barat, Dataran Tinggi Columbia di utara, dan Dataran Tinggi Colorado di selatan.

Wilayah ini merupakan gurun tandus dengan gurun, dataran garam dan danau-danau payau.

Penduduknya, yang sebagian besar berbicara dengan dialek Shoshonean atau Uto-Aztec (Bannock, Paiute dan Ute, misalnya), mencari akar, biji-bijian dan kacang-kacangan dan berburu ular, kadal, dan mamalia kecil.

Karena mereka selalu berpindah-pindah, mereka hidup dengan riringkas dan mudah dibuat yang terbuat dari batang atau pohon willow, daun, dan semak. Permukiman dan kelompok sosial mereka tidak kekal, dan kepemimpinan komunal (hanya sedikit) bersifat informal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com