Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Saudara Amerika: Pemicu Konflik hingga Hasil Akhirnya

Kompas.com - 08/11/2021, 21:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Perang Saudara Amerika adalah puncak dari perjuangan antara pendukung dan penentang perbudakan yang dimulai sejak berdirinya Amerika Serikat (AS).

Menurut sejarah Amerika, konflik antara negara bagian Utara dan pemilik budak di negara bagian Selatan ini telah coba dilunakkan dengan serangkaian kompromi politik.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Amerika Serikat hingga Pembentukan Konstitusinya

Tetapi pada akhir 1850-an masalah perluasan perbudakan ke negara bagian barat telah mencapai titik didih.

Terpilihnya Abraham Lincoln, anggota Partai Republik anti-perbudakan, sebagai presiden pada 1860 juga memicu pemisahan 11 negara bagian Selatan.

Negara-negara bagian Selatan itu membentuk Konfederasi Amerika Serikat, dan mendorong terjadinya perang saudara. Puncaknya terjadi dengan pecahnya permusuhan bersenjata di benteng Sumter.

Baca juga: PBB Takut Konflik di Myanmar Akan Seperti Perang Saudara di Suriah

Pemicu perang saudara Amerika

Perluasan perbudakan ke wilayah dan negara bagian baru telah menjadi masalah sejak 1784. Ketika wilayah budak Missouri mencari status negara bagian pada 1818, Kongres AS berdebat selama dua tahun sebelum tiba pada Kompromi Missouri 1820.

Proses itu adalah tahap awal dari serangkaian kesepakatan politik yang dihasilkan dari argumen antara kekuatan pro-perbudakan dan anti-perbudakan, atas perluasan "sistem perbudakan" hingga ke wilayah Barat Amerika.

Berakhirnya Perang Meksiko-Amerika pada 1848 memperluas wilayah AS sekitar 500.000 mil persegi (1,3 juta km persegi). Adanya wilayah baru ini menambah rasa urgensi baru pada perselisihan tersebut.

Pada 1850-an, semakin banyak orang Utara, yang terdorong oleh moralitas atau minat untuk melindungi tenaga kerja bebas, menjadi percaya bahwa perbudakan perlu diberantas.

Sementara itu, 'kelompok kulit putih' yang berkuasa di Selatan takut jika membatasi perluasan perbudakan akan membuat sistem yang menggerakan ekonominya mati.

Baca juga: Bagaimana Sistem Pemerintahan di Amerika Serikat?

Ekonomi sebelum pecah perang saudara Amerika

Antara 1815 dan 1861 ekonomi negara bagian Utara dengan cepat mengalami modernisasi dan diversifikasi. Orang Utara telah banyak berinvestasi dalam sistem transportasi yang luas dan beragam. Ini mencakup kanal, jalan, kapal uap, dan rel kereta api.

Kebanyakan pertanian berskala kecil, yang mengandalkan tenaga kerja bebas, tetap menjadi sektor dominan di Utara. Tapi industrialisasi telah mengakar di sana.

Ada juga perkembangan di industri keuangan seperti perbankan dan asuransi. Termasuk munculnya jaringan komunikasi besar yang menampilkan surat kabar, dan majalah. Buku yang murah tersedia secara luas, bersama dengan penggunaan telegraf.

Baca juga: Tentara Bayaran dalam Perang Saudara Yaman Dijanjikan Bayaran Ratusan Juta Rupiah Seminggu

Sebaliknya, ekonomi Selatan terutama didasarkan pada pertanian besar (perkebunan) yang menghasilkan tanaman komersial seperti kapas. Lapangan kerja ini mengandalkan budak sebagai tenaga kerja utamanya.

Alih-alih berinvestasi di pabrik atau rel kereta api seperti yang dilakukan orang Utara, orang Selatan menginvestasikan uang mereka pada budak dari pada tanah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com