Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Piring, Awalnya Terbuat dari Kayu?

Kompas.com - 03/10/2021, 17:28 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber wikipedia

 

KOMPAS.com - Orang zaman dahulu makan di atas daun. Hal itu sudah lebih dari cukup. Tak ada piring di masa itu.

Bahkan, mereka seringkali tidak menggunakan alas.

Segalanya berubah pada abad ke 15. Orang Eropa mulai menggunakan kayu yang dilubangi untuk menaruh makanan.

Sebelumnya, mereka menggunakan roti yang dilubangi, namun roti yang dilubangi tidak dapat menahan kuah makanan dengan cukup lama.

Baca juga: Tidak Susah, Begini Cara Membersihkan Bak Cuci Piring Stainless Steel

Dikutip dari Wikipedia, itulah yang jadi cikal bakal piring.

Mereka, makan di atas kayu yang tengahnya dibentuk lubang melengkung.

Ini lantas menjadi sebuah kebiasan.

Seiring perkembangan zaman, piring kayu digantikan dengan piring seng, keramik, dan melamin.

Sekitar 600 Masehi, piring makan yang pada awalnya diproduksi dari bahan almunium, menemukan revolusinya.

Baca juga: Simak, 5 Cara Menghilangkan Bau Tidak Sedap pada Bak Cuci Piring

Pada tahun 1708 ketika Potter dari Jerman di Meissen menemukan proses pembuatan piring oleh orang China, mereka tertarik mengabungkan keramik Eropa dalam membuat piring.

Banyak keramik terbaik di dunia memang berdiri di masa itu.

Termasuk di periode-Royal Saxon tahun 1710, Wedgwood tahun 1759, Royal Copenhagen pada 1775, dan Spode pada 1776.

Melalui proses pembuatan piring dari keramik ini, Bangsa eropa mulai memproduksi banyak piring dengan kualitas terbaik dan harga mahal.

Baca juga: Piring Tergores? Ini Cara Mengatasi dan Mencegahnya

Ketika rute perdagangan dibuka ke China pada abad ke-14, benda porselen, termasuk piring makan, menjadi benda yang wajib dimiliki bangsawan Eropa.

Praktik mengumpulkan souvenir piring lalu dipopulerkan pada abad ke-19 oleh Patrick Palmer-Thomas, seorang bangsawan Belanda-Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com