Marguerite tumbuh dewasa sebagai PSK dan selama bertahun-tahun mencari hubungan gelap lain yang menghasilkan uang.
Secara kebetulan, keluarga kerajaan sedang mencari PSK berpengalaman untuk menghibur Pangeran Edward (calon Raja Edward VIII).
Pada 1917, Edward yang saat itu adalah Earl of Wales, berada di Perancis sebagai anggota garda Grenadier di Front Barat dalam Perang Dunia I.
Pertemuan formal diatur antara keduanya oleh teman-teman bangsawan Edward.
Edward langsung terpikat dengan kecantikannya, sementara Marguerite menemukan cinta kasih pertama dari keluarga kerajaan.
Edward diam-diam mengunjungi kekasihnya setiap kali mendapat izin libur dari perang, dan mengiriminya 20 surat cinta saat bertugas.
Setelah hubungan gelap yang intens selama setahun, cinta Edward kepada Marguerite memudar dan dia beralih ke wanita lain yang sudah menikah, Freda Ward.
Marguerite yang hendak dicampakkan lalu berencana memanfaatkan surat-surat Edward untuk memerasnya.
Marguerite pun menikahi Charles sebagai suami sah pertamanya pada 1919 dan berganti nama jadi Laurent.
Pernikahan mereka berakhir dengan perceraian dalam waktu enam bulan, tetapi Marguerite dapat mengumpulkan pundi-pundi harta sesuai yang dia inginkan.
Setelah menjual diri kepada pria-pria kaya, Marguerite menjadi wanita mandiri dengan memenuhi gaya hidup mewah.
Belum berusia 30 tahun, Marguerite sudah memiliki tempat mewah bernama Avenue Henri-Martin, kandang untuk sepuluh kuda, pelayan tetap, dan dua limusin.
Selanjutnya, dia bertemu kembali dengan putrinya, Raymond, dan menyekolahkannya ke sekolah asrama terbaik di negara itu.
Untuk dunia luar, Marguerite bersembunyi di balik fasad seorang wanita kelas atas yang normal; tidak ada yang bisa melihat dirinya yang sebenarnya.
Namun, meskipun semuanya tampak sudah beres, Marguerite masih melanjutkan pencariannya untuk mendapatkan suami baru.
Baca juga: Kisah Big Mary, Gajah yang Mati Tragis Digantung karena Bunuh Pawangnya
Guna mencari kehidupan yang lebih stabil, Marguerite bertemu Ali Kamel Fahmy Bey, pengusaha kaya asal Mesir, pada 1921 saat menemani pengusaha lain. Ali sebenarnya bukan seorang pangeran.
Gelarnya "Bey" yang berarti "Tuan" atau "Gubernur", memungkinkannya untuk mengeklaim status yang agak kerajaan. Mereka bertemu kembali dan diperkenalkan secara resmi pada tahun 1922 di Paris.
Melihat kekayaannya, Marguerite berusaha memikat orang Mesir itu dengan jatuh cinta kepadanya.
Marguerite bahkan masuk Islam dan mereka menikah pada 1922.