Sejumlah negara di dunia meminta Kopassus melatih pasukan militernya. Bahkan, 80 Persen pelatih militer di negara-negara Afrika Utara merupakan perwira Kopassus.
Tentara Kerajaan Kamboja (Royal Cambodian Amry), juga sudah lama memakai pelatih militer dari Kopassus.
Baca juga: Sejarah Betadine, Bermula dari Eks Kopassus yang Berjualan Obat Merah
Anggota Kopassus memang sudah sejak lama dikenal punya kemampuan menembak ulung.
Dalam pertemuan Pasukan Elite Asia Pasific 2006, personel Kopassus bahkan bisa meraih juara penembak jitu (sniper), dengan senjata buatan PT Pindad, Indonesia.
Tenaga dalam, salah satu skill Kopassus
Anggota Kopassus terbiasa memakai teknik pernapasan dan tenaga dalam yang tak ada duanya di dunia.
Mereka mampu menembak, berkelahi, dan naik kendaraan dengan mata tertutup.
Setiap anggota juga bisa mematahkan besi di atas lampu neon, mematahkan kayu dengan uang kertas, dan kemampuan lain yang memakai tenaga dalam.
Baca juga: Pasukan Gabungan TNI Tembak Mati 2 Anggota KKB, Pangdam: Ada Kopassus, Kostrad, dan Yonif
Salah satu prestasi Kopassus yang paling mendunia adalah penyelamatan Pesawat Garuda yang dibajak teroris pada 31 Maret 1981 di .
Saat itu, pesawat dengan rute Pekanbaru-Jakarta memberi kabar adanya pembajakan. Wakil Panglima ABRI saat itu, Laksamana Sudomo, langsung membuat rencana penyelamatan sandera.
Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha), nama Kopassus waktu itu, ditugaskan menggelar operasi penyelamatan.
Baca juga: Panglima TNI Minta Kopassus Kembangkan Inovasi di HUT ke-69
Di bawah pimpinan Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan, pesawat berhasil diselamatkan di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand.
Bahkan, banyak yang menilai bahwa keberhasilan itu melebihi pasukan khusus Israel saat membebaskan sandera di Entebbe, Uganda.
Pasca-operasi itu, pasukan Kopasandha yang melakukan penyerbuan pesawat, lantas menjadi embrio terbentuknya unit antiteror di Kopassus saat ini, yakni SAT-81 Gultor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.