Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Pasukan Khusus Dunia: Kopassus (Indonesia)

Kompas.com - 05/06/2021, 09:06 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sejumlah negara di dunia meminta Kopassus melatih pasukan militernya. Bahkan, 80 Persen pelatih militer di negara-negara Afrika Utara merupakan perwira Kopassus.

Tentara Kerajaan Kamboja (Royal Cambodian Amry), juga sudah lama memakai pelatih militer dari Kopassus.

Baca juga: Sejarah Betadine, Bermula dari Eks Kopassus yang Berjualan Obat Merah

Anggota Kopassus memang sudah sejak lama dikenal punya kemampuan menembak ulung.

Dalam pertemuan Pasukan Elite Asia Pasific 2006, personel Kopassus bahkan bisa meraih juara penembak jitu (sniper), dengan senjata buatan PT Pindad, Indonesia.

Tenaga dalam, salah satu skill Kopassus

Anggota Kopassus terbiasa memakai teknik pernapasan dan tenaga dalam yang tak ada duanya di dunia.

Mereka mampu menembak, berkelahi, dan naik kendaraan dengan mata tertutup.

Setiap anggota juga bisa mematahkan besi di atas lampu neon, mematahkan kayu dengan uang kertas, dan kemampuan lain yang memakai tenaga dalam.

Baca juga: Pasukan Gabungan TNI Tembak Mati 2 Anggota KKB, Pangdam: Ada Kopassus, Kostrad, dan Yonif

Operasi bergengsi

Salah satu prestasi Kopassus yang paling mendunia adalah penyelamatan Pesawat Garuda yang dibajak teroris pada 31 Maret 1981 di .

Saat itu, pesawat dengan rute Pekanbaru-Jakarta memberi kabar adanya pembajakan. Wakil Panglima ABRI saat itu, Laksamana Sudomo, langsung membuat rencana penyelamatan sandera.

Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha), nama Kopassus waktu itu, ditugaskan menggelar operasi penyelamatan.

Baca juga: Panglima TNI Minta Kopassus Kembangkan Inovasi di HUT ke-69

Di bawah pimpinan Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan, pesawat berhasil diselamatkan di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand.

Bahkan, banyak yang menilai bahwa keberhasilan itu melebihi pasukan khusus Israel saat membebaskan sandera di Entebbe, Uganda.

Pasca-operasi itu, pasukan Kopasandha yang melakukan penyerbuan pesawat, lantas menjadi embrio terbentuknya unit antiteror di Kopassus saat ini, yakni SAT-81 Gultor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com