Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Positif di Balik Kebiasaan Baru dari Era Pandemi Virus Corona

Kompas.com - 24/04/2021, 06:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah menjangkit hampir di seluruh pelosok Bumi lebih dari setahun ini, seketika dunia berubah dengan cepat dan manusia terpaksa melakukan kebiasaan baru.

Namun, tahukah kamu kebiasaan baru dari era pandemi virus corona memiliki dampak positif yang dapat dipelajari dan dipertahankan?

Melansir CNN pada Kamis (22/4/2021), Art Markman, profesor di departemen psikologi di University of Texas di Austin, mencatat bahwa beberapa orang telah menggunakan waktu mereka untuk berolahraga, yang biasanya dihabiskan untuk perjalanan sehari-hari mereka saja.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Kengerian Covid-19 di India | Daftar Negara yang Larang Warga India Masuk

Sekarang ini, lebih sedikit orang melakukan perjalanan dengan pesawat atau mobil, sehingga berdampak positif pada lingkungan, kata Sabina Shaikh, direktur Program Lingkungan Global Universitas Chicago.

Saat penggunaan kendaraan lebih sedikit, "ada lebih banyak ruang dan keamanan untuk bersepeda dan berjalan kaki," lanjutnya.

Berikut adalah beberapa kebiasaan baru dari era pandemi virus corona yang berdampak positif dan harus dipertahankan lama, jika pandemi berakhir:

Baca juga: Daftar Negara yang Larang Warga India Masuk karena Covid-19 Mengganas

1. Kurangi perjalanan ke kantor

Ketika pandemi Covid-19 menutup banyak kantor, orang-orang beralih ke internet untuk terus bekerja secara virtual.

Sebelum pandemi Covid-19, orang Amerika setidaknya melakukan perjalanan hampir 37 mil lebih sedikit pada Juni 2020 dibanding periode yang sama pada 2019, menurut Administrasi Jalan Raya Federal.

Badan Perlindungan Lingkungan memperkirakan kendaraan penumpang biasa mengeluarkan sekitar 4,6 metrik ton karbon dioksida per tahun.

Bekerja dari rumah beberapa hari dalam sepekan, jadi dapat mengurangi emisi karbon dioksida di lingkungan sekitar.

Markman mengatakan dia melihat lebih banyak orang berjalan kaki untuk pergi ke toko terdekat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yang menurutnya merupakan manfaat lain bagi lingkungan.

2. Kurangi perjalanan pesawat

Maskapai penerbangan adalah salah satu industri yang paling terpukul selama pandemi Covid-19, dengan penerbangan yang dibatalkan karena ketakutan dan pembatasan perjalanan.

Di Amerika Serikat saja, maskapai penerbangan mengangkut 70 persen lebih sedikit penumpang pada Agustus 2020 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, menurut Biro Statistik Transportasi.

Dampaknya, kualitas udara meningkat di seluruh dunia di bawah pembatasan pandemi, kata Shaikh, yang "sebagian besar disebabkan oleh pengurangan perjalanan".

Namun, kualitas udara perlahan mulai memburuk karena tempat-tempat telah dibuka kembali, tambahnya.

Penerbangan pesawat saat ini disebut menyumbang 2 persen dari emisi karbon dioksida global, dan jumlahnya terus meningkat seiring semakin banyaknya penerbangan.

Pengurangan perjalanan perbangan untuk urusan bisnis dapat diganti dengan panggilan konferensi video.

Baca juga: Positif Covid-19 dan Langgar Karantina Mandiri, Pasutri di India Dikunci Tetangganya Sendiri

3. Beli produk lokal

Ketika banyak negara melakukan lockdown, banyak orang yang biasanya bergantung pada produk impor, beralih ke pasar dalam negeri dan bisnis kecil lainnya, untuk membeli produk yang sangat dibutuhkan, menurut Administrasi Bisnis Kecil Amerika Serikat.

Membeli makanan yang ditanam secara lokal membantu meminimalkan jejak karbon dioksida pribadi, menurut laporan dari pemerintah provinsi Alberta, Kanada.

Sebagian dari emisi gas rumah kaca berasal dari pengangkutan makanan untuk mencapai tujuannya, yang disebut laporan "mil makanan".

Dalam Undang-Undang Pangan, Konservasi, dan Energi 2008 di Kanada, "produk pangan pertanian yang diproduksi secara lokal atau regional" berarti produk pangan yang menempuh perjalanan kurang dari 400 mil dari titik asal ke tempat dipasarkan.

4. Habiskan waktu bersama keluarga

Keluarga yang tinggal serumah bisa menghabiskan waktu bersama dan dapat melakukan aktivitas, seperti menyiapkan makanan atau sekedar bersantai, bergurau.

Kebiasaan baru dari era pandemi virus corona, dengan bekerja dari rumah juga memberi keluarga kesempatan lebih banyak untuk dapat menikmati waktu makan bersama.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition Education and Behavior, makan malam bersama sekeluarga telah menunjukkan hubungan positif dengan kebiasaan makan buah dan sayuran.

Baca juga: Pasok Tabung Oksigen Rumah Sakit di India Kosong Saat Kasus Covid-19 Melonjak

5. Waktu santai di alam terbuka

Banyak orang-orang kota pergi ke bukit ketika pandemi Covid-19 menyerang.

Menurut sebuah studi pada 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Report bahwa pergi ke alam itu dapat memberikan manfaat kesehatan fisik dan mental.

Dari individu yang melaporkan menghabiskan setidaknya 2 jam dalam sepekan di alam, hanya 1 dari 7 orang yang melaporkan mengalami dampak buruk kesehatan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Frontiers in Psychology menemukan, anak-anak juga dapat menuai manfaat dari menghabiskan waktu secara teratur di alam.

Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang melaporkan perasaan terhubung dengan alam lebih altruistik dan mendapat skor tinggi pada skala kebahagiaan.

6. Pakai masker

Sebelum pandemi Covid-19, orang di Amerika Serikat jarang memakai masker saat sakit, seperti flu.

Pada bulan-bulan setelah pandemi, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengeluarkan panduan bahwa memakai masker wajah dapat mengurangi peluang penularan Covid-19 kepada orang lain.

Masyarakat kemudian bergegas untuk membeli masker wajah untuk digunakan menjadi kebiasaan baru dari era pandemi virus corona. 

Sementara, sebuah studi sejak 2013 yang diterbitkan di PLOS Pathogens telah menjelaskan bahwa mengenakan masker dapat secara signifikan mengurangi penyebaran virus flu.

Pada 2020, CDC melaporkan penurunan tajam aktivitas influenza di Amerika Serikat.

Mereka mengaitkan penurunan tersebut dengan orang-orang yang mengikuti langkah-langkah keamanan Covid-19, selain orang yang menerima vaksin flu.

Baca juga: Covid-19 India Mengganas, Cerita WNI: Warga Kasta Atas Merasa Hebat, Abaikan Prokes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com