Lahir di Basra, Irak, Rabia adalah salah satu ulama dan penyair Muslim Sufi.
Di awal hidupnya, dia adalah seorang budak di Irak Selatan sampai dia mendapatkan kebebasannya.
Ide-idenya tentang spiritualitas dianggap paling penting dalam tradisi Sufi awal, dan dia dianggap sebagai salah satu pendiri tradisi "Cinta Ilahi".
Idenya berfokus pada cinta kepada Tuhan demi cinta itu sendiri, dari pada keluar dari ketakutan atau bantuan.
Dia memilih kehidupan pertapaan dari pada rumah tangga, saat dia menolak berbagai lamaran pernikahan.
Dia hidup dalam pengasingan, yang seringkali membawa kemiskinan, tapi keteguhan pertapaannya tidak memudar.
Banyak pria dan wanita sering mendekatinya, untuk meminta bimbingan spiritual, dan pengetahuannya tentang tradisi Sufi.
John Renard mencatat dalam Historical Dictionary of Sufism (2005), "Dia adalah salah satu dari sedikit wanita yang secara konsisten mendapat tempat dalam antologi hagiografi selama berabad-abad."
Baca juga: Perempuan Berdaya: Noor Inayat Khan, Mata-mata Bangsawan Muslim India yang Dibunuh Nazi
Lubna hidup pada abad ke-10 M, dan dibesarkan di istana Sultan Abd al-Rahman III.
Banyak bakat dan karya berbeda telah dikaitkan dengannya, tetapi tidak membanggakan kepopulerannya.
Dia bertanggung jawab atas perpustakaan Kerajaan di istana Andalusia, yang memiliki sekitar 500 ribu buku pada saat itu, dan merupakan salah satu perpustakaan terpenting di dunia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.