Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaesong Masih Beroperasi

Kompas.com - 01/04/2013, 02:33 WIB

”Angkatan bersenjata nuklir Korea Utara mewakili kehidupan bangsa ini, yang tak akan pernah ditinggalkan para imperialis dan ancaman nuklir ada di dunia ini,” demikian pernyataan resmi komite sentral partai tersebut seusai sidang pleno yang dihadiri pemimpin Korut, Kim Jong Un.

Dalam pernyataan yang dilansir KCNA itu, para pemimpin Korut juga menyatakan, senjata- senjata nuklir yang dimiliki Korut adalah ”kekayaan” yang tak akan ditukar dengan uang senilai miliaran dollar AS sekalipun.

Keadaan perang

Seperti diwartakan sebelumnya, Korut menyatakan hubungan kedua Korea sudah dalam ”keadaan perang”, Sabtu. Pyongyang juga mengancam akan menutup kawasan industri Kaesong.

Ancaman tersebut memicu kekhawatiran dunia internasional, termasuk Pemerintah AS yang mengatakan akan menyikapi secara serius setiap ancaman Korut.

Pekan lalu, Pyongyang mengambil langkah yang mempersulit operasional kawasan industri Kaesong. Pyongyang secara sepihak memutus saluran telepon militer kedua negara.

Padahal, saluran itu dibutuhkan untuk memonitor arus keluar masuk orang di kawasan perbatasan. Pihak Korsel mengomunikasikan nama-nama warga negaranya yang akan masuk ke wilayah Kaesong. Dengan begitu, keselamatan mereka yang akan melalui penjagaan perbatasan akan terjamin.

Meski ketegangan terus meningkat, sejumlah pakar menilai, ancaman Korut itu tak lebih dari sekadar provokasi terhadap pemerintahan baru Korsel pimpinan Presiden Park Geun-hye.

Pihak Korut diyakini bermaksud memaksa Korsel mengubah kebijakannya terhadap Korut, sekaligus menginginkan bantuan lebih banyak dari Washington.

Sementara dalam konteks dalam negeri, langkah agresif Korut itu bertujuan mengonsolidasikan dukungan terhadap Jong Un yang masih belia, termasuk untuk membangun kepercayaan dari militer.

Dalam jumpa pers harian, Sabtu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, menyerukan adanya ”upaya bersama” dari semua pihak untuk meredakan ”situasi yang tegang”.

Di tempat terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Grigory Logvinov, melalui kantor berita Interfax, meminta semua pihak mampu menunjukkan rasa tanggung jawab dan pengendalian diri secara maksimal.(BBC/AP/AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com