Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaesong Masih Beroperasi

Kompas.com - 01/04/2013, 02:33 WIB

SEOUL, MINGGU - Walau situasi di Semenanjung Korea terus memanas dan seolah makin mendekati peperangan, kawasan industri kerja sama Korea Utara dan Korea Selatan di kota Kaesong, Korea Utara, masih tetap beroperasi hingga Minggu (31/3).

Sehari sebelumnya, Pyongyang mengancam akan menutup satu- satunya proyek kerja sama Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) yang didirikan tahun 2004 tersebut.

Dalam kawasan industri dekat perbatasan itu, sedikitnya 120 perusahaan asal Korsel beroperasi dan mempekerjakan 53.000 warga Korut.

”Tidak ada persoalan di kompleks industri Kaesong. Sejauh ini, kompleks masih beroperasi,” ujar seorang juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, yang membawahkan kawasan industri Kaesong.

Kompleks industri tersebut berada di wilayah Korut, sekitar 10 kilometer sebelah utara perbatasan kedua negara.

Selama ini, kerja sama di Kaesong itu menjadi pemasukan keuangan berharga bagi Korut. Kompleks industri Kaesong memproduksi berbagai macam barang, mulai dari sepatu hingga jam, dengan nilai produksi mencapai 470 juta dollar AS per tahun.

Ketegangan di antara kedua Korea semakin memuncak sejak Sabtu lalu ketika Pyongyang memperingatkan Seoul dan sekutunya, Amerika Serikat (AS) bahwa setiap provokasi dari keduanya akan berdampak sangat buruk.

Dalam pernyataan resmi, seperti dikutip kantor berita KCNA, Pyongyang mengancam akan menggelar perang total terbuka, termasuk perang nuklir.

Ketegangan ini dipicu sanksi terbaru Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait uji coba roket jarak jauh dan senjata nuklir ketiga Korut, beberapa waktu lalu. Kemarahan Korut bertambah setelah AS dan Korsel menggelar latihan militer gabungan yang melibatkan pesawat-pesawat pengebom canggih milik AS.

Hari Minggu, Komite Sentral Partai Para Pekerja Korea, lembaga pengambil keputusan tertinggi di Korut, menyatakan tak akan menyerahkan senjata nuklirnya dengan apa pun.

”Angkatan bersenjata nuklir Korea Utara mewakili kehidupan bangsa ini, yang tak akan pernah ditinggalkan para imperialis dan ancaman nuklir ada di dunia ini,” demikian pernyataan resmi komite sentral partai tersebut seusai sidang pleno yang dihadiri pemimpin Korut, Kim Jong Un.

Dalam pernyataan yang dilansir KCNA itu, para pemimpin Korut juga menyatakan, senjata- senjata nuklir yang dimiliki Korut adalah ”kekayaan” yang tak akan ditukar dengan uang senilai miliaran dollar AS sekalipun.

Keadaan perang

Seperti diwartakan sebelumnya, Korut menyatakan hubungan kedua Korea sudah dalam ”keadaan perang”, Sabtu. Pyongyang juga mengancam akan menutup kawasan industri Kaesong.

Ancaman tersebut memicu kekhawatiran dunia internasional, termasuk Pemerintah AS yang mengatakan akan menyikapi secara serius setiap ancaman Korut.

Pekan lalu, Pyongyang mengambil langkah yang mempersulit operasional kawasan industri Kaesong. Pyongyang secara sepihak memutus saluran telepon militer kedua negara.

Padahal, saluran itu dibutuhkan untuk memonitor arus keluar masuk orang di kawasan perbatasan. Pihak Korsel mengomunikasikan nama-nama warga negaranya yang akan masuk ke wilayah Kaesong. Dengan begitu, keselamatan mereka yang akan melalui penjagaan perbatasan akan terjamin.

Meski ketegangan terus meningkat, sejumlah pakar menilai, ancaman Korut itu tak lebih dari sekadar provokasi terhadap pemerintahan baru Korsel pimpinan Presiden Park Geun-hye.

Pihak Korut diyakini bermaksud memaksa Korsel mengubah kebijakannya terhadap Korut, sekaligus menginginkan bantuan lebih banyak dari Washington.

Sementara dalam konteks dalam negeri, langkah agresif Korut itu bertujuan mengonsolidasikan dukungan terhadap Jong Un yang masih belia, termasuk untuk membangun kepercayaan dari militer.

Dalam jumpa pers harian, Sabtu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, menyerukan adanya ”upaya bersama” dari semua pihak untuk meredakan ”situasi yang tegang”.

Di tempat terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Grigory Logvinov, melalui kantor berita Interfax, meminta semua pihak mampu menunjukkan rasa tanggung jawab dan pengendalian diri secara maksimal.(BBC/AP/AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com