Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Penembakan di AS

Kompas.com - 23/12/2012, 02:23 WIB

Namun, saudara salah satu korban mengatakan, pelaku masih bertetangga dengan dua korban pria yang berasal dari Desa Geeseytown di negara bagian yang sama.

Mencari motif

Polisi pun masih mencari motif aksi nekat pelaku. ”Akan butuh waktu cukup lama bagi kami untuk merangkai seluruh kejadian ini dan mengetahui persis apa yang sebenarnya terjadi,” kata Bivens.

Polisi setempat meragukan insiden itu berlatar belakang urusan rumah tangga. ”Kami tak yakin ini adalah perselisihan rumah tangga, tetapi kami juga belum tahu motif sesungguhnya karena pelaku tidak punya hubungan khusus dengan para korban,” tutur juru bicara polisi, David McGarvey.

Penembakan di Pennsylvania ini terjadi hampir bersamaan saat warga kota Newtown di Negara Bagian Connecticut menggelar upacara mengheningkan cipta untuk mengenang para korban penembakan pekan lalu.

Dalam insiden di Newtown, pelaku yang bernama Adam Lanza (20) menembak mati ibunya sendiri sebelum pergi dan mendobrak masuk ke dalam bangunan Sekolah Dasar Sandy Hook.

Di sekolah itu, ia membantai 20 siswa kelas I yang masih berusia 6-7 tahun dan 6 orang dewasa dengan senapan serbu Bushmaster kaliber 0,223. Lanza kemudian bunuh diri saat mendengar sirene mobil polisi yang datang ke sekolah itu.

Tragedi Newtown memanaskan kembali debat soal pengaturan peredaran senjata api di AS. Presiden AS Barack Obama telah membentuk satu tim untuk membahas rekomendasi pelarangan penjualan senapan serbu ala militer, seperti yang digunakan Lanza.

Namun, Asosiasi Senapan Nasional AS (NRA), yang dikenal sebagai kelompok lobi politik kuat pendukung kebebasan peredaran senjata api di AS, menolak usaha pembatasan itu.

Dalam pernyataan pers hari Jumat, Wakil Presiden NRA Wayne LaPierre menegaskan, satu-satunya cara mencegah tragedi Newtown terulang pada masa depan bukanlah dengan membatasi penjualan senjata api. LaPierre malah menyerukan agar semua sekolah di AS dilengkapi penjaga bersenjata untuk menghadapi orang seperti Lanza.

Pernyataan LaPierre tersebut langsung menuai kecaman. Tajuk rencana The New York Times menyebut ucapan LaPierre nyaris seperti ”omong kosong orang gila”.(Reuters/AP/AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com