Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Penembakan di AS

Kompas.com - 23/12/2012, 02:23 WIB

PHILADELPHIA, JUMAT - Hanya sepekan setelah tragedi penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut, Amerika Serikat, insiden penembakan oleh warga sipil kembali terjadi di negara tersebut. Kali ini pelaku menyerang sebuah gereja dan rumah di Pennsylvania.

Insiden penembakan terbaru ini terjadi di Frankstown, kota kecil yang terletak sekitar 372 kilometer sebelah barat kota Philadelphia di Negara Bagian Pennsylvania, Jumat (21/12). Menurut keterangan polisi, aksi pelaku terjadi di lima lokasi terpisah dalam radius 2,4 kilometer.

Identitas pelaku, yang turut tewas dalam insiden itu, belum diungkapkan pihak berwajib. Polisi hanya menyebutkan, pelaku adalah seorang pria yang menggunakan sepucuk pistol.

Korban pertama adalah seorang perempuan yang sedang memasang hiasan Natal di sebuah gereja di kota itu. Pendeta James McCaulley mengatakan, perempuan itu sedang memasang hiasan Natal di ruang utama Gereja Gospel Juniata Valley sekitar pukul 09.00 waktu setempat saat tiba-tiba beberapa peluru menembus salah satu jendela.

Pria bersenjata itu kemudian masuk ke dalam gereja dan menembak satu dari dua perempuan yang ada di ruangan itu. Korban tewas seketika.

Dalam rentang waktu singkat, pria itu kemudian menembak dua pria di lokasi tak jauh dari gereja. Deputi Komisaris Kepolisian Negara Bagian Pennsylvania Letnan Kolonel George Bivens mengatakan, satu pria ditembak di rumahnya dan satu lagi ditembak di lokasi tempat penyerang menabrakkan mobilnya ke mobil lain.

Setelah menembak korban ketiga ini, pelaku mencoba kabur menggunakan mobil pikapnya. Di tengah jalan, ia melepaskan tembakan ke arah dua mobil patroli polisi yang sedang menuju ke tempat penembakan pertama.

Aksi nekat pelaku makin brutal setelah ia menabrak mobil patroli polisi ketiga. Ia kemudian terlibat baku tembak dengan para polisi sebelum akhirnya tewas ditembak polisi.

Tiga polisi menderita luka-luka, termasuk polisi di dalam mobil patroli yang ditabrak pelaku. Satu polisi terluka di bagian mata setelah terkena pecahan kaca dalam baku tembak. Sementara polisi ketiga terkena tembakan di bagian dada, tetapi selamat karena memakai rompi antipeluru.

Identitas para korban dan pelaku belum diumumkan oleh polisi karena pihak keluarga mereka belum dikabari tentang insiden tragis itu.

Namun, saudara salah satu korban mengatakan, pelaku masih bertetangga dengan dua korban pria yang berasal dari Desa Geeseytown di negara bagian yang sama.

Mencari motif

Polisi pun masih mencari motif aksi nekat pelaku. ”Akan butuh waktu cukup lama bagi kami untuk merangkai seluruh kejadian ini dan mengetahui persis apa yang sebenarnya terjadi,” kata Bivens.

Polisi setempat meragukan insiden itu berlatar belakang urusan rumah tangga. ”Kami tak yakin ini adalah perselisihan rumah tangga, tetapi kami juga belum tahu motif sesungguhnya karena pelaku tidak punya hubungan khusus dengan para korban,” tutur juru bicara polisi, David McGarvey.

Penembakan di Pennsylvania ini terjadi hampir bersamaan saat warga kota Newtown di Negara Bagian Connecticut menggelar upacara mengheningkan cipta untuk mengenang para korban penembakan pekan lalu.

Dalam insiden di Newtown, pelaku yang bernama Adam Lanza (20) menembak mati ibunya sendiri sebelum pergi dan mendobrak masuk ke dalam bangunan Sekolah Dasar Sandy Hook.

Di sekolah itu, ia membantai 20 siswa kelas I yang masih berusia 6-7 tahun dan 6 orang dewasa dengan senapan serbu Bushmaster kaliber 0,223. Lanza kemudian bunuh diri saat mendengar sirene mobil polisi yang datang ke sekolah itu.

Tragedi Newtown memanaskan kembali debat soal pengaturan peredaran senjata api di AS. Presiden AS Barack Obama telah membentuk satu tim untuk membahas rekomendasi pelarangan penjualan senapan serbu ala militer, seperti yang digunakan Lanza.

Namun, Asosiasi Senapan Nasional AS (NRA), yang dikenal sebagai kelompok lobi politik kuat pendukung kebebasan peredaran senjata api di AS, menolak usaha pembatasan itu.

Dalam pernyataan pers hari Jumat, Wakil Presiden NRA Wayne LaPierre menegaskan, satu-satunya cara mencegah tragedi Newtown terulang pada masa depan bukanlah dengan membatasi penjualan senjata api. LaPierre malah menyerukan agar semua sekolah di AS dilengkapi penjaga bersenjata untuk menghadapi orang seperti Lanza.

Pernyataan LaPierre tersebut langsung menuai kecaman. Tajuk rencana The New York Times menyebut ucapan LaPierre nyaris seperti ”omong kosong orang gila”.(Reuters/AP/AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com