Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencak Silat Jalan di Tempat

Kompas.com - 22/12/2012, 05:25 WIB

Indonesia beruntung punya seni bela diri tradisional sendiri, yakni pencak silat. Namun, sejak mencoba mengepakkan sayap di pentas dunia, 32 tahun silam, silat kalah mengakar di kancah global dibandingkan dengan bela diri lain. Silat jalan di tempat, yang lain melesat pesat.

Perkembangan pencak silat perlahan mendunia, berawal dari menyatunya sepuluh perguruan historis dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia pada 18 Mei, 64 tahun lalu. Upaya memperkenalkan seni bela diri yang merupakan bagian dari budaya Melayu itu ke seantero dunia semakin jelas patokannya setelah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (Pesake), Persekutuan Silat Singapura (Persisi), dan Persatuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (Persib) membentuk Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (Persilat), 11 Maret 1980.

Sebagai motor dari kelahiran Persilat, Indonesia terus berusaha mengembangkan pencak silat ke sejumlah negara. Strategi utamanya, memperkenalkan pencak silat ke negara-negara Eropa. Jika bisa diterima Eropa, kata Eddie M Nalapraya, presiden pertama Persilat, pencak silat jauh lebih mudah mendunia.

Sasaran awalnya adalah Belanda yang punya hubungan emosional dengan Indonesia. Lalu, dibidiklah Perancis yang terkenal dengan Bercy. Bercy merupakan pentas festival berbagai bela diri dari segala penjuru dunia.

Setelah mengawali dengan Kejuaraan Dunia I pada 1982 di Jakarta, pencak silat masuk ke SEA Games 1987 Jakarta. Bela diri itu pun jadi cabang olahraga ekshibisi di Asian Games 2002 Busan. Setelah itu, hingga kini Persilat dan IPSI jalan di tempat.

Pencak silat tak pernah bisa jadi cabang olahraga resmi Asian Games. Sementara itu, taekwondo jadi cabang resmi olimpiade sejak 2000. Kini wushu yang jadi anggota resmi Asian Games sejak 1990 pun mengintai panggung yang lebih tinggi, sementara karate mencoba kembali peruntungannya untuk dipentaskan di Olimpiade 2020.

Memperkaya

Di panggung prestasi, pencak silat mewujud pada dua ”pementasan”. Pertama, nomor jurus atau seni yang menampilkan gerakan menyerang dan bertahan dalam satu rangkaian koreografi.

Kedua, nomor tarung yang dilakukan secara bebas, sesuai keinginan serta kemampuan pesilat yang berada di arena laga dalam menghadapi lawan.

Di kancah dunia, pencak silat jalan di tempat karena IPSI dan Persilat belum memiliki rangkaian jurus paten. Padahal, jurus paten adalah jurus ”pergaulan” karena bukan lagi milik eksklusif satu perguruan tertentu. Jurus paten berhak dimiliki semua perguruan sehingga pesilat dari segala tempat bisa berkompetisi dengan satu standar penilaian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com