Menurut Luiza Carvalho, pejabat kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Senin, dana bantuan global itu akan dipakai untuk mendanai pengadaan bantuan pangan, air bersih, dan tenda darurat bagi sedikitnya 480.000 orang di kawasan bencana.
Carvalho berkeliling beberapa hari ke Pulau Mindanao, kawasan yang terparah terkena bencana tanah longsor dan banjir bandang akibat topan tersebut.
”Saya sangat terkejut dengan kerusakan yang saya lihat. Hampir seluruh tempat hancur. Bencana hanya menyisakan reruntuhan bangunan, lumpur, dan gelondongan. Kondisi seperti ini mustahil bisa ditangani dalam semalam,” ujar Carvalho.
Bencana alam juga menghancurkan sumber mata pencarian dan harta benda penduduk yang terkena dampak.
Banjir dan tanah longsor menghancurkan sepertiga total produksi pisang negeri itu, yang juga berdampak buruk pada penghasilan dan mata pencarian puluhan ribu pekerja perkebunan di sana.
Otoritas Filipina juga menyiapkan pemakaman massal bagi para korban tewas yang tidak teridentifikasi atau tidak diklaim pihak keluarganya dalam 48 jam ke depan.
Dari data kantor Pertahanan Sipil Filipina tercatat 647 jenazah telah ditemukan. Dari jumlah tersebut, sekitar 200 jenazah lain belum ditemukan.
Sementara itu, 780 orang dinyatakan hilang. Sebanyak 150 orang dari mereka adalah nelayan dari kota General Santos, salah satu produsen ikan tuna terkenal di Filipina.
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.