Organisasi regional yang dihormati dan disegani oleh kekuatan di luar kawasan ataupun negara tetangga non-ASEAN ini memang berbeda dengan Uni Eropa. Integrasi ekonomi, masyarakat, ataupun politik ASEAN memang tidak sematang pengelompokan regional di kawasan Eropa.
Bagi kita, ASEAN akan selalu berada dalam kondisi
Dengan demikian, untuk membentuk Masyarakat ASEAN pada tahun 2015, ASEAN yang ingin memainkan dan menjaga peran sentralnya perlu mengelola arsitektur regional dengan baik dan menjaga keseimbangan dinamis (
Pandangan ini yang disampaikan Dirjen Kerja Sama ASEAN I Gusti Agung Wesaka Puja yang dibacakan Direktur Mitra Wicara dan Antar Kawasan Rahmat Pramono. Dalam diskusi ini terungkap, peran sentralitas ASEAN di kawasan adalah sesuatu yang harus dibangun, bukan dituntut dari negara-negara luar kawasan untuk mengakuinya. Disepakati, ASEAN akan berada di kursi terdepan memainkan peran sentral itu.
Adapun Djisman Simandjuntak, yang juga Ketua Pengurus Yayasan CSIS dan Ketua Pengurus Yayasan Prasetya Mulya, berpendapat, tak ada kerja sama antarnegara yang tidak bersifat politik sehingga mekanisme kerja sama ASEAN pun sangat kental dengan kerja sama politik sebagai ciri alamiahnya.
”Bali Concord bersifat sangat politik, demikian halnya dengan IMF dan Bank Dunia,” katanya.
Sejak awal, pembentukan ASEAN dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan keamanan di kawasan Asia Tenggara sebagai prasyarat terjadinya pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara anggota. ASEAN tidak dibentuk untuk melakukan integrasi ekonomi anggotanya atau membentuk sebuah institusi supranasional.
Ciri alamiah ini yang menjadi landasan kenyataan orientasi ASEAN dan Uni Eropa yang dibangun untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan di masing-masing kawasan. Dalam perkembangannya, kedua organisasi regional ini memang memilih jalan berbeda. Uni Eropa memilih pendekatan integrasi ekonomi dan membangun masyarakat Eropa melalui Perjanjian Roma pada tahun 1975.