Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etnis Rohingya Minta Intervensi Pemerintah Indonesia

Kompas.com - 13/08/2012, 18:45 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Etnis muslim Rohingya di Provinsi Arakan, Myanmar, meminta bantuan kemanusiaan kepada pemerintah dan parlemen Indonesia. Selain itu, pemerintah dan parlemen Indonesia diminta melakukan intervensi kepada pemerintah Myanmar agar bantuan kemanusiaan bisa masuk dan diterima warga Rogingya.

Hal itu diungkap dalam pertemuan antara Komisi I DPR dengan warga Rohingya yang diwakili Lukman Hakim Presiden Burmese Rohingya Association in Japan, Nurul Islam Presiden Arakan Rohingya National Organisation, Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya-Arakan (PIARA), dan para aktivis kemanusiaan Indonesia di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Senin (13/8/2012).

Dalam pertemuan itu diceritakan berbagai perlakukan diskriminasi, kekerasan, hingga pembunuhan yang dilakukan pemerintah Myanmar kepada etnis Rohingya. Pemerintah disebut tidak mengakui etnis Rohingya sebagai bagian dari 136 etnis yang diakui di Myanmar. Padahal, enis Rohigya telah ada di Arakan sejak abad 7 Masehi.

Akhirnya, warga etnis Rohingya menghadapi dua pilihan, antara bertahan dengan perlakuan pemerintah atau keluar dari Myanmar. Tak dapat dipastikan berapa jumlah warga Rohingya yang telah keluar dari Myanmar. Mereka memperkirakan antara 1,5 juta sampai 3 juta warga Rohingya yang telah berpencar ke berbagai negara.

Para relawan dari ACT dan PKPU yang mengirimkan tim ke Myanmar juga memaparkan temuan di sana. Menurut mereka, sangat sulit menembus sampai ke titik konflik lantaran adanya kebijakan pemerintah Myanmar.

Pengalaman selama ini, sangat sulit untuk mendapatkan visa ke Myanmar. Kalaupun visa didapat hanya untuk beberapa hari. "Di sana ada tekanan untuk tidak membantu pengungsi. Ada tiga NGO dari negara lain yang kegiatannya dibekukan. NGO lokal juga sulit membantu," kata salah satu relawan ACT.

Pihak PIARA meminta kepada pemerintah Indonesia mengakomodasi para pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia dengan memberikan pelayanan yang sesuai standar kemanusiaan. Pemerintah juga diminta tidak mengembalikan mereka ke Myanmar apabila kondisi keamanan belum kondusif.

Para politisi Komisi I meminta kepada pemerintah Indonesia untuk membawa masalah Rohingya ke tingkat internasional. Salah satu agenda terdekat yakni sidang Sidang darurat OKI (Organisasi Negara-negara Islam) pertengahan agustus 2012 .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

    Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

    Nasional
    Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

    Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

    Nasional
    Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

    Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

    Nasional
    Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

    Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

    Nasional
    Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

    Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

    Nasional
    KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

    KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

    Nasional
    Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

    Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

    Nasional
    Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

    Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

    Nasional
    Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

    Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

    Nasional
     Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

    Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

    Nasional
    Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

    Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

    Nasional
    Menteri KP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

    Menteri KP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

    Nasional
    KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

    KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

    Nasional
    Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

    Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

    Nasional
    Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, Itu Urusan Partai

    Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, Itu Urusan Partai

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com