Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengabdian, Bukan Mata Pencaharian

Kompas.com - 25/04/2012, 02:17 WIB

Dalam periode 2004-2012, kata Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek, terdapat 173 pejabat publik di pemerintahan daerah yang diperiksa ”sebagai saksi, tersangka, dan terdakwa. Dan, 70 persen dari jumlah itu sudah mendapat vonis berkekuatan hukum tetap dan menjadi terpidana” (Kompas, 17/4/2012).

Pengabdian hidup

Indonesia yang maju dan sejahtera mustahil terwujud jika dinakhodai oleh pejabat publik yang korup dan rakus. Pejabat semacam ini hanya bekerja, mencari nafkah, dan mengambil aset-aset dari negara untuk kesejahteraan diri, keluarga, dan sering kali partainya. Kepada pejabat publik seperti itu, tidak ada pilihan lain kecuali diproses secara hukum.

Indonesia membutuhkan pejabat publik yang mampu menjadikan institusi negara bukan sebagai sumber mata pencaharian, melainkan lebih sebagai tempat pengabdian hidup untuk rakyat. Terinspirasi oleh pidato Kennedy yang dikutip di awal opini ini, kita sangat berharap agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan spirit yang kuat kepada pejabat publik tentang apa yang dapat mereka lakukan, berikan, dan abdikan untuk kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat.

Dalam mengemban misi pengabdian hidup itu, pejabat publik dapat memulainya dengan keteladanan moral yang jujur dalam penyelenggaraan negara. Keteladanan moral yang jujur tidak cukup dengan berkata ”tidak pada korupsi”. Akan tetapi, harus dipraktikkan dan dibiasakan dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara sehingga menjadi kebiasaan (habit), yang akhirnya tecermin dalam pemerintahan yang bersih dan baik.

Namun, di balik kabar menggembirakan tentang kemajuan pemberantasan korupsi di negara kita, sesungguhnya tersingkap fenomena lain yang lebih membahayakan. Bahwa, praktik korupsi—bukan keteladanan moral yang jujur—kini justru sudah menjadi kebiasaan hidup di kalangan pejabat publik, mulai dari pusat sampai daerah.

Karena itu, dengan sedikit mengubah kata-kata Presiden Amerika Thomas Jefferson pada 1800, ”I have sworn upon the altar of God, eternal hostility against every form of tyranny over the mind of man,” yang terpahat di patungnya di Washington DC, kita, rakyat Indonesia, meminta kepada pejabat publik untuk berjanji atas nama Tuhan dan mewujudkan janjinya itu dalam bentuk permusuhan abadi terhadap segala bentuk korupsi (eternal hostility against every form of corruption).

SUKIDI, Kandidat PhD di Harvard University, AS 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com