”Mendorong sebagian orang untuk menggunakan cara yang kejam dan ekstrem ini untuk mencederai diri mereka merupakan tindakan teroris yang keji,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Jiang Yu di sebuah konferensi pers reguler.
Jiang tidak mengonfirmasikan insiden terakhir. Ia mengatakan, bentuk protes itu tak sesuai dengan kehendak rakyat di situ.
”Saya rasa beberapa individu menghasut beberapa orang untuk melanggar hukum dan merusak stabilitas sosial setempat, tidak bisa mewakili kehendak yang lebih luas dari rakyat wilayah itu,” katanya.
Pada Maret 2008, demonstrasi massa dan kerusuhan menentang kehadiran China tersebar di seluruh wilayah Tibet, bahkan kerap menimbulkan konfrontasi mematikan dengan tentara dan polisi.
Sebagian besar dari protes bakar diri itu dilakukan oleh biksu yang sangat setia kepada Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet yang melarikan diri dari kawasan Himalaya tahun 1959. Dalai Lama meninggalkan negerinya setelah pemberontakan anti-Beijing yang gagal dan dicerca oleh pemerintah komunis China.
Dalai Lama, yang dikecam China sebagai pendukung separatisme penuh kekerasan bagi negeri asalnya, pekan lalu memimpin ratusan biksu, biksuni, dan kaum awam Tibet dalam
Dalai Lama menyangkal mendorong kekerasan dan menegaskan dia hanya menginginkan otonomi yang sebenarnya bagi negerinya itu.
Pemerintah Tibet di pengasingan telah menyebut bakar diri itu sebagai tindakan tragis dan mengimbau masyarakat internasional untuk mendesak Beijing membuka dialog mengenai kebijakannya di Tibet dan kawasan Tibet di China barat.