Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat China Larikan Dana

Kompas.com - 18/06/2011, 03:38 WIB

BEIJING, Jumat - Ribuan pejabat China telah mengorupsi dana lebih dari 120 miliar dollar AS dan mengalihkan dana hasil korupsi itu ke luar negeri, terutama ke AS. Jumlah ini setara dengan 17 persen produk domestik bruto Indonesia yang besarannya 700 miliar dollar AS.

Dalam laporan Bank Sentral China, Jumat (17/6), disebutkan, 16.000 hingga 18.000 pejabat pemerintah dan eksekutif perusahaan negara menyelundupkan sekitar 123 miliar dollar AS pada 1990-an dan pada 2008.

Kajian itu juga mengungkapkan, uang yang diselundupkan sebagian besar ditujukan ke AS, Australia, Kanada, dan Belanda. Mereka menggunakan rekening bank di luar negeri atau dibelikan properti dan barang-barang berharga seperti lukisan.

Modus yang digunakan para pejabat adalah membungkus korupsi seolah-olah merupakan transaksi bisnis, termasuk dengan mendirikan perusahaan, penerima transfer dana.

Selama ini China melancarkan berbagai cara untuk mengurangi korupsi. Sering kali rakyat jelata memprotes korupsi yang dilakukan oleh pejabat.

Korupsi ini tampaknya juga menjadi kendala besar dalam menjaga stabilitas politik, yang sudah mulai membuat warga jengkel. Walaupun demikian, tetap saja korupsi di antara pejabat Partai Komunis merajalela dan menjadi hal biasa.

Dalam laporan tersebut juga ada peringatan bahwa korupsi merupakan masalah yang sangat serius dan dapat mengganggu perkembangan ekonomi China serta stabilitas politik.

Kajian itu menyebutkan, selain menjatuhkan hukuman kepada pejabat yang bersalah, China juga harus meningkatkan pengawasan terhadap transfer aset dan pembayaran ke luar negeri.

Para jaksa China telah melakukan beberapa keputusan besar yang diharapkan dapat memberikan terapi kejut bagi pejabat yang korup. Sudah banyak pejabat dari berbagai pangkat yang dihukum karena kasus korupsi. Salah satu yang terbesar adalah kasus korupsi pejabat tinggi Partai Komunis di Shanghai, Chen Liangyu. Chen dihukum 18 tahun penjara.

Hambat pertumbuhan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com