Menurut Al Qammaty, jika benar putra bungsu Khadafy tewas, jangan lupa pula ratusan anak kecil dan wanita yang tewas di kota Misrata, Zawiya, dan Bayda di tangan pasukan loyalis Khadafy.
Berita tewasnya putra bungsu Khadafy itu hanya beberapa jam setelah Khadafy, melalui televisi Libya, menawarkan gencatan senjata baru kepada NATO dengan syarat NATO menghentikan gempuran udaranya atas Libya.
Namun, tawaran Khadafy segera ditolak NATO dan Dewan Nasional Transisi (TNC) Libya yang berbasis di Benghazi.
Juru bicara TNC, Abdul Khafid Ghoqah, mengatakan, rezim Khadafy telah kehilangan kredibilitasnya dan rakyat Libya tidak mungkin lagi menerima peran Khadafy di Libya pada masa mendatang.
Pertempuran di berbagai kota di Libya terus berlanjut. Pasukan loyalis Khadafy masih terus menggempur kota Misrata dengan mortir dan rudal Grad. Khadafy memberi waktu hingga 3 Mei ini kepada kaum revolusioner bersenjata di Misrata untuk menyerah dengan imbalan mendapat pengampunan. Namun, seorang oposan di Misrata kepada televisi Aljazeera balik mengancam loyalis Khadafy agar segera meninggalkan kota Misrata sebelum dipecundangi.
Di Libya timur, loyalis Khadafy memasuki desa Galu (300 km arah selatan kota Benghazi) setelah terlibat bentrokan senjata kaum oposisi di desa tersebut. Sebelumnya, pada Kamis loyalis Khadafy juga memasuki kota Kufra (300 km arah selatan kota Galu).