Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekuatan "Crowdsourcing"

Kompas.com - 07/02/2011, 07:01 WIB

Diskusi pun berkembang dari hal-hal yang bersifat konseptual ke hal-hal teknis konkret, seperti bagaimana menggunakan Coca-Cola untuk menghilangkan efek gas air mata. Semua sudah disiapkan sebelum masyarakat di Tunisia memberontak.

Mark Lynch, profesor ilmu politik dan hubungan internasional dari George Washington University, AS, mengaku tercengang dengan kekuatan gerakan rakyat di Tunisia dan Mesir yang dilakukan tanpa satu pusat koordinasi (terdesentralisasi) dan tidak melalui jalur-jalur oposisi resmi seperti partai politik, yang seharusnya menjadi saluran perubahan politik.

Danin pun melihat tren mengejutkan, yakni warga dunia Arab tidak lagi turun ke jalan untuk berdemonstrasi menentang Israel atau AS. Mereka berdemonstrasi untuk merespons kondisi lokal dan pemerintah masing-masing. ”Mereka merespons berbagai masalah lokal yang kemudian tersulut dan terinspirasi apa yang terjadi di bagian lain kawasan itu,” tutur Danin.

Pemerintahan korup, yang buta dan tuli terhadap ketidakpuasan dan penderitaan rakyat, memang menjadi hambatan pertama yang harus disingkirkan untuk meraih tujuan lebih besar: masyarakat adil dan sejahtera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com