China merupakan pendukung kepemimpinan brutal Korut. Dukungan China itu didasarkan pada kekhawatiran bahwa jika Korut jatuh, ketidakstabilan bisa merebak di wilayah perbatasan China-Korut.
China juga dianggap tidak mendukung reunifikasi Korut-Korsel. Reunifikasi kedua Korea dianggap oleh China sebagai lahan baru bagi hegemoni AS.
Karena itu, China tidak menyukai latihan bersama Korsel-AS di dekat wilayahnya. Latihan bersama dini dianggap sebagai ujian sebelum perang sebenarnya terjadi.
Para analis menilai bahwa Korsel-AS memiliki persenjataan canggih dan akan mudah memenangi perang.
Di sisi lain, pihak China gelisah karena kepungan luar biasa atas negaranya oleh Rusia, India, dan Jepang. Kerja sama militer dengan Korsel membuka kesempatan bagi AS menancapkan kehadiran di Korsel, yang langsung mengancam wilayah China. Hal tersebut membuat China menolak keras latihan militer bersama itu.