Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Kompas.com - 17/05/2024, 17:45 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber AP News

DI Amerika Serikat (AS), mempekerjakan tahanan sebagai bagian dari hukuman merupakan hal yang sangat umum dilakukan. Walau begitu, tak jarang para tahanan justru ditempatkan di pekerjaan yang berbahaya, tanpa persiapan yang memadai, dan resiko kerja yang tinggi. Setiap hari, para tahanan yang bekerja harus bersiap sedia menghadapi resiko kecelakaan kerja.

Salah satu mantan narapidana yang menjadi korban dari praktik itu adalah Blas Sanchez. Saat itu, Sanchez yang akan segera menyelesaikan hukuman 20 tahunnya di penjara Arizona diutus untuk bekerja di Peternakan Keluarga Hickman. Peternakan tempatnya bekerja itu merupakan salah satu pemasok telur terbesar untuk perusahaan-perusahaan seperti McDonald’s, Target, dan Albertsons.

Baca juga: Ribuan Tahanan AS Akan Kuliah Gratis Didanai Pemerintah

Suatu hari, Sanchez ditugaskan untuk mengoperasikan mesin yang mengaduk kotoran ayam menjadi kompos. Saat sedang lengah, tiba-tiba saja kaki kanannya tertarik ke dalam saluran yang memiliki spiral besar. Akibatnya, kakinya terjebak dan ikut tergiling mesin tersebut.

“Saya bisa mendengar ‘crunch, crunch, crunch, crunch’,” kata Sanchez menjelaskan situasi saat ia terjebak di mesin itu. “Saya tidak bisa merasakan apa pun, tapi saya bisa mendengar bunyinya.”

Sanchez kemudian bercerita tentang bagaimana saat itu dia panik menggali gundukan kotoran untuk mengikatkan tourniquet di sekitar kakinya yang berdarah. Setelahnya, ia menunggu selama berjam-jam sembari tim penyelamat berusaha untuk membebaskan kakinya yang tersangkut sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit. Kaki Sanchez yang cedera tersebut berakhir diamputasi.

Sanchez hanyalah satu dari antara ratusan ribu tahanan AS yang dipekerjakan setiap tahunnya. Ratusan ribu tahanan itu, baik laki-laki atau perempuan yang dipekerjakan seringkali berakhir di tempat kerja yang pada dasarnya tidak memiliki jaminan untuk hak-hak dasar dan perlindungan untuk para pekerja.

Tak hanya itu, banyak tahanan tidak mendapatkan persiapan memadai sebelum bekerja. Tak heran, beberapa di antaranya akhirnya mengalami cedera bahkan terbunuh di tempat kerjanya.

Budaya mempekerjakan tahanan penjara sebenarnya sudah ada jauh pada masa perbudakan,  saat itu paling banyak memengaruhi orang kulit berwarna. Seiring dengan perkembangan zaman, undang-undang berubah dan lambat laun semakin memudahkan perusahaan swasta untuk memanfaatkan jumlah tenaga kerja yang banyak. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan tersebut semakin mudah berkembang menjadi industri bernilai miliaran dolar yang beroperasi dengan sedikit pengawasan.

Para tahanan AS saat ini menjadi semakin rentan sejak undang-undang di beberapa negara bagian secara jelas menyatakan bahwa narapidana yang bekerja tidak diklasifikasikan sebagai karyawan. Dengan begitu, para tahanan akhirnya tidak mendapatkan tunjangan kompensasi pekerja dan tidak dapat jaminan memadai atas kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.

Bukan hanya mereka tak dapat jaminan keselamatan, para tahanan juga seringkali terpaksa menutup-nutupi masalah ketika mereka terluka karena takut akan dicabut hak untuk menghubungi anggota keluarnya. Karena itu, tak dapat dipastikan berapa jumlah tahanan yang terluka atau terbunuh akibat kerja setiap tahunnya. Adanya hukum privasi semakin menambah hambatan untuk mendapatkan informasi spesifik terkait hal tersebut.

Contohnya di antara tahun 2018 sampai tahun 2022, dilaporkan bahwa terdapat lebih dari 700 kasus kecelakaan kerja di penjara negara bagian California. Namun, kantor berita AP yakin dokumen yang mereka terima terkait kasus itu sudah banyak disunting.

Dalam rentang waktu yang sama, AP juga mendapatkan laporan terkait lebih dari 250 kecelakaan kerja menimpa para tahanan di Peternakan Keluarga Hickman. Sebagian besar merupakan kasus ringan, namun ada juga kasus lebih serius seperti luka dalam, ujung jari terpotong, hingga tangan remuk.

Baca juga: Siapa Viktor Bout? Sang Pedagang Maut yang Jadi Bagian dari Kesepakatan Pertukaran Tahanan AS-Rusia

Joel Robbins, pengacara yang sering menangani kasus para tahanan yang dipekerjakan di Hickman melaporkan bahwa sebagian besar tahanan yang terluka ini berakhir mengalami cacat permanen. Padahal, untuk menghasilkan resume yang bagus ketika bebas dari hukuman nanti, mereka harus “keluar dengan dua tangan dan dua kaki serta mata untuk bekerja,” tambah Robbins.

AP berupaya mengumpulkan komentar dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan kasus buruh tahanan. Namun, sebagian besarnya tidak memberikan respon. Sejauh ini, AP baru mendapatkankan beberapa komentar, contohnya dari Cargill, yang meraup untung sebesar 177 miliar dolar pada tahun lalu. Pihak Cargill mengatakan bahwa mereka akan terus berupaya “untuk memastikan tidak ada pekerja penjara di jaringan pemasok kami yang luas.”

Di sisi lain, Hickman yang juga jadi fokus investigasi AP menegaskan bahwa operasi mereka jauh lebih aman daripada yang dibayangkan. Mereka berkata kepada AP bahwa keamanan dan pelatihan merupakan prioritas utama mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang, Apa Dampaknya?

Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang, Apa Dampaknya?

Internasional
Pejabat Hamas: Tak Ada yang Tahu Berapa Banyak Sandera Israel yang Masih Hidup

Pejabat Hamas: Tak Ada yang Tahu Berapa Banyak Sandera Israel yang Masih Hidup

Internasional
Rusia Kirim Kapal Perang Ke Kuba, untuk Apa?

Rusia Kirim Kapal Perang Ke Kuba, untuk Apa?

Internasional
Bagaimana Cara Barat Pakai Aset Rusia yang Dibekukan untuk Dukung Ukraina?

Bagaimana Cara Barat Pakai Aset Rusia yang Dibekukan untuk Dukung Ukraina?

Internasional
Invasi Rusia ke Ukraina Menimbulkan Emisi Karbon yang Besar

Invasi Rusia ke Ukraina Menimbulkan Emisi Karbon yang Besar

Internasional
Inilah Poin-poin Perdebatan dalam Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas

Inilah Poin-poin Perdebatan dalam Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas

Internasional
Upaya Pemulihan Keamanan di Ekuador Picu Kekhawatiran Terkait HAM

Upaya Pemulihan Keamanan di Ekuador Picu Kekhawatiran Terkait HAM

Internasional
Gelombang Partai Ultra Kanan Menjungkirbalikkan Politik Nasional Eropa

Gelombang Partai Ultra Kanan Menjungkirbalikkan Politik Nasional Eropa

Internasional
Hunter Biden Dinyatakan Bersalah, Apa Dampaknya bagi Joe Biden?

Hunter Biden Dinyatakan Bersalah, Apa Dampaknya bagi Joe Biden?

Internasional
Berbagai Cara Rusia Pakai Jalur Rahasia untuk Dapatkan Barang Impor

Berbagai Cara Rusia Pakai Jalur Rahasia untuk Dapatkan Barang Impor

Internasional
Bocoran Percakapan yang Diklaim dari Pemimpin Hamas Sebut Kematian Warga Sipil adalah 'Pengorbanan yang Perlu'

Bocoran Percakapan yang Diklaim dari Pemimpin Hamas Sebut Kematian Warga Sipil adalah "Pengorbanan yang Perlu"

Internasional
Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Internasional
UU Siber Nigeria Dijadikan Alat untuk Bungkam Suara Kritis

UU Siber Nigeria Dijadikan Alat untuk Bungkam Suara Kritis

Internasional
Bagaimana Operasi Penyelamatan 4 Sandera Israel di Gaza Berlangsung?

Bagaimana Operasi Penyelamatan 4 Sandera Israel di Gaza Berlangsung?

Internasional
Narendra Modi Kembali Menangi Pemilu, Apa Artinya bagi Dunia?

Narendra Modi Kembali Menangi Pemilu, Apa Artinya bagi Dunia?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com