KOMPAS.com - Tak ada yang baik-baik saja dalam kondisi terjajah.
Begitu pula kondisi bangsa Indonesia di masa pendudukan Jepang, yang terlunta-lunta di segala lini kehidupan.
Berikut penjelasan lengkap tentang kondisi Indonesia di masa kelam itu dalam berbagai bidang.
Baca juga: Perang Kuning, Bersatunya Masyarakat Tionghoa dan Jawa Melawan Penjajahan
Saat menduduki Indonesia Pemerintahan Jepang mencetuskan kebijakan tenaga kerja romusha.
Kebijakan ini jelas mempengaruhi kondisi bangsa Indonesia di masa pendudukan Jepang
Sardiman AM dalam buku "Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 2" (2017), menyebut bahwa
romusha adalah sistem kerja yang kejam.
Baca juga: Sejarah Bengkulu: Asal-usul Nama, Kerajaan, dan Masa Penjajahan
Pengerahan romusha menjadi suatu keharusan, bahkan paksaan. Hal tersebut membuat rakyat kita menjadi sengsara.
Rakyat dipaksa membangun semua sarana perang yang ada di Indonesia. Bahkan dipekerjakan sampai ke Vietnam, Burma Thailand, hingga Malaysia.
Semua bekerja sepanjang hari, tanpa upah dan fasilitas hidup yang layak. Akibatnya, banyak dari mereka yang meninggal dunia.
Jepang juga membentuk jugun Ianfu, yang terdiri dari para perempuan yang dijadikan sebagai pemuas nafsu tentara Jepang.
Baca juga: Seberapa Kaya VOC hingga Jadi Cikal Bakal Penjajahan Belanda?
Pemerintahan Jepang menerapkan budaya memberi hormat ke arah matahari terbit kepada rakyat Indonesia
Kaisar juga disebut memiliki tempat tertinggi dan diyakini sebagai keturunan Dewa Matahari.
Nlai-nilai kebudayaannya ini dipaksajan kepada bangsa Indonesia, dan tentu saja mendapat tentangan dan perlawanan dari masyarakat.
Baca juga: Dampak Positif Penjajahan Belanda di Indonesia
Pemerintahan Jepang juga mendirikan pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunkei Shidoso.
Lembaga ini digunakan Jepang untuk mengawasi dan mengarahkan kegiatan para seniman agar karya-karyanya tidak menyimpang dari kepentingannya.